Bangunan restoran ikonik Hong Kong, Jumbo Floating Restaurant, tenggelam di tengah Laut China Selatan akibat cuaca buruk. (Photo: cnnindonesia.com)

Restoran Terapung Ikonik Hong Kong Tenggelam di Laut China Selatan

PROBATAM.CO, Jakarta — Bangunan restoran ikonik Hong Kong, Jumbo Floating Restaurant, tenggelam di tengah laut.

Jumbo Kingdom, sebuah kapal berlantai tiga yang menjadi tempat beroperasinya Jumbo Floating Restaurant, ditarik oleh kapal tunda pada Selasa (14/6) pekan lalu.

Melansir CNN, kapal itu tenggelam saat sedang melakukan perjalanan ke galangan kapal yang lokasinya dirahasiakan. Kapal terbalik akibat cuaca buruk di dekat Kepulauan Paracel, Laut China Selatan, pada Sabtu (18/6).

“Kapal tenggelam [dalam kedalaman] lebih dari 1.000 meter. Pekerjaan penyelamatan menjadi sangat sulit,” ujar Aberdeen Restaurant Enterprises Limited dalam sebuah keterangan resmi pada Senin (20/6).

Hingga saat ini, dilaporkan tidak ada kru ataupun awak kapal yang terluka.

Kabar tenggelamnya kapal tersebut pun memicu banyak respons dari masyarakat. Para pengguna media sosial ramai meratapi akhir perjalanan dari Jumbo Floating Restaurant yang sangat populer di Hong Kong.

Jumbo Kingdom sendiri merupakan kapal restoran dengan panjang sekitar 80 meter. Restoran ini memiliki kapasitas lebih dari 2.000 orang.

Jumbo Floating Restaurant pernah menjadi restoran apung terbesar di dunia. Restoran ini banyak muncul di sejumlah film seperti Enter the Dragon dan James Bond: The Man with the Golden Gun.

Restoran itu juga pernah dikunjungi sejumlah tokoh dunia, termasuk diantaranya Ratu Elizabeth II, Jimmy Carter, dan Tom Cruise.

Bangunan kapal restoran ini terkenal dengan gaya khas Kekaisaran China yang mewah. Pengunjung bisa mengaksesnya dengan menaiki kapal feri dari dermaga terdekat.

Namun, jumlah nelayan yang kian berkurang membuat restoran itu jadi kurang populer dan terus mengalami defisit sejak 2013 lalu.

Kondisi pandemi Covid-19 semakin menjadi pukulan bagi Jumbo Floating Restaurant. Pada Maret 2020, restoran itu tercatat mengalami kerugian hingga $13 juta.

Hingga akhirnya, pada Selasa (14/6) lalu, restoran ikonik ini resmi tutup setelah beroperasi selama 46 tahun lamanya.(*)

Sumber: cnnindonesia.com

BACA JUGA

Malaysia Dorong Indonesia Pimpin ASEAN Jaga Laut China Selatan

Probatam