PROBATAM.CO, Jakarta — Uji coba obat kanker di Amerika Serikat (AS) memberikan hasil yang menggembirakan. Obat ditemukan berhasil melenyapkan sel-sel kanker pada pasien.
Uji coba ini melibatkan pasien dengan kanker rektum. Uji coba kecil ini hanya menyertakan 12 pasien sebagai peserta penelitian.
Ahli memberikan obat dostarlimab. Nama terakhir merupakan obat imunoterapi yang biasa digunakan dalam pengobatan kanker endometrium.
Melansir Science Alert, uji coba yang dipublikasikan dalam jurnal New England Journal of Medicine ini memberikan hasil awal yang sangat efektif. Tim peneliti mengatakan bahwa remisi kanker berhasil terlihat pada setiap pasien.
Namun, perlu dicatat, hasil positif uji coba obat kanker di AS ini hanya terlihat pada 12 pasien. Semuanya memiliki tumor dengan mutasi genetik yang disebut mismatch repair deficiency (MMRd).
Umumnya, pasien dengan jenis tumor tersebut kurang responsif terhadap kemoterapi dan perawatan radiasi.
“Pengobatan untuk pasien kanker rektum dengan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi menjadi sangat sulit bagi banyak orang karena lokasi tumornya,” ujar ahli penyakit dalam, Andrea Cercek, yang merupakan penulis utama studi.
Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat membuat pasien mengalami disfungsi usus dan kandung kemih yang bisa mengubah kualitas hidup.
Dalam studi, pasien diberikan dostarlimab setiap tiga pekan selama enam bulan, dengan kemoradioterapi standar dan pembedahan yang akan dilakukan jika tumor kembali.
Setelah enam bukan masa tindak lanjut, sebanyak 12 pasien menunjukkan respons yang baik. Tak ada tumor yang terlihat melalui pemindaian MRI, PET, endoskopi, dan biopsi.
Saat ini, sebanyak 12 pasien tersebut telah menyelesaikan masa pengobatan dan menjalani enam bulan masa tindak lanjut.
Sekitar 75 persen pasien sejauh ini mengalami efek samping ringan termasuk ruam, gatal, kelelahan, dan mual. Namun, tak ada satu pun di antara mereka yang mengalami pertumbuhan kembali kanker.
Meski demikian, uji coba obat kanker di AS ini tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut pada kelompok pasien yang lebih luas.(*)
Sumber: cnnindonesia.com