PROBATAM.CO, Jakarta — Candi Borobudur, salah satu warisan budaya kebanggaan Indonesia sempat jadi perbincangan lantaran wacana harga tiket naik ke bangunan candi sebesar Rp750 ribu.
Hal ini bermula dari pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut wisatawan lokal yang hendak naik ke atas candi akan dikenakan tarif hingga Rp750 ribu. Namun kemudian, seiring dengan munculnya banyak kritik, pemerintah memutuskan untuk menunda rencana tersebut.
Candi Borobudur yang berada di Magelang, Jawa Tengah memang memiliki nilai budaya dan historis tersendiri. Borobudur juga menjadi salah satu ikon kebanggaan Indonesia.
Borobudur merupakan candi umat Budha yang disebut-sebut telah didirikan pada 800-an Masehi oleh para penganut agama Buddha Mahayana di masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Candi Borobudur juga disebut-sebut dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno. Candi Borobudur terdiri dari 1460 relief dan 504 stupa dengan bentuk bangunan punden berundak yang terdiri dari 10 tingkat.
Setiap tingkatan pada bangunan candi ini konon melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Buddha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Kompleks Candi Borobudur terdiri dari tiga monumen: yaitu Candi Borobudur dan dua candi yang lebih kecil yang terletak di sebelah timur pada sumbu lurus ke Borobudur.
Kedua candi tersebut adalah Candi Mendut, yang penggambaran Buddhanya diwakili oleh monolit tangguh yang didampingi oleh dua Bodhisattva, dan Candi Pawon candi yang lebih kecil yang ruang dalamnya tidak mengungkapkan dewa mana yang mungkin menjadi objek pemujaan.
Ketiga monumen tersebut merupakan fase-fase dalam pencapaian Nibbana.
Jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO
Pada 13 September 1991 Candi Borobudur ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO setelah melalui proses yang cukup panjang untuk kemudian dianggap memenuhi kriteria Nilai Universal Luar Biasa.
Dilansir dari website resmi Kementerian Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, setelah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia, ada berbagai rintangan yang harus dihadapi agar Borobudur bisa tetap lestari.
Berbagai ancaman ini meliputi integritas dan otentisitas situs, misalnya perkembangan komersial di kawasan Borobudur dan dampak kunjungan pariwisata. Selain itu permasalahan kerangka legal pengelolaan Borobudur yang lemah juga memberikan ancaman secara signifikan terhadap kelestarian situs.
Di laman resmi UNESCO World Heritage Convention juga menyebut, ancaman terhadap kelestarian situs yang juga bisa membahayakan nilai universal dari Borobudur itu sendiri memang terus bermunculan. Ancaman bahkan datang dari pariwisata.
Ancaman yang paling nyata hingga bisa merusak batu bangunan yang disebabkan oleh pengunjung yang tidak diawasi. Kerusakan juga bisa terjadi karena letusan gunung merapi seperti yang pernah terjadi pada tahun 2010.Walau begitu, candi yang disebut-sebut memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia ini bisa tetap lestari dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Lalu menyoal tiket Borobudur naik jadi Rp750 ribu, apa sebenarnya yang melatari hal ini? Apakah kondisi Borobudur mengkhawatirkan?
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Agung Hardjono menyebut kondisi Candi Borobudur mengkhawatirkan.
“Posisi candi menurut beberapa sumber kami semakin mengkhawatirkan, ada penurunan karena beban pengunjung yang berlebihan sehingga perlu pembatasan jumlah pengunjung yang naik candi,” kata Agung melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (6/6).
Agung menyampaikan kebijakan itu juga untuk mengurangi aktivitas wisatawan yang tak pada tempatnya. Dia mencontohkan perilaku buang sampah sembarangan di candi yang masih banyak dilakukan.(*)
Sumber: cnnindonesia.com