PROBATAM.CO, Jakarta — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan tujuh anak di Indonesia meninggal dunia diduga akibat terpapar hepatitis akut misterius.
Rinciannya, empat kasus kematian anak terjadi di DKI Jakarta, satu kasus kematian dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Kemudian satu kasus kematian di Solok, Sumatera Barat dan satu kasus kematian anak di Kalimantan Timur.
“Kalau kematian yang dilaporkan resmi secara nasional ada tujuh kasus. Sementara kasus yang di Medan Sumatera Utara masih diverifikasi oleh teman-teman,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (12/5).
“Usia kematian suspek hepatitis akut ini mulai dari 1-10 tahun,” imbuhnya.
Baru-baru ini dilaporkan kasus kematian anak berusia tujuh tahun di Medan, Sumatera Utara. Pasien tersebut sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pasien anak tersebut merupakan satu dari dua kasus suspek hepatitis akut yang dilaporkan dinas kesehatan setempat.
Nadia kemudian menjelaskan, dari dua kasus suspek di Medan, satu di antaranya dinyatakan memiliki penyakit lain sehingga tidak masuk dalam kategori suspek hepatitis akut. Sehingga pihaknya belum bisa memasukkan satu kasus kematian itu dalam data nasional lantaran pihaknya masih belum mendapatkan keterangan lanjut dari Medan.
“Jadi waktu Sumatera Utara melaporkan data dua pasien suspek, kemudian sampel kita periksa, kan mereka belum meninggal dunia. Nah jadi kematian baru di Medan ini yang mana begitu, karena yang satu belum masuk kategori hepatitis akut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nadia sekaligus mengonfirmasi, dua dari total tujuh kasus kematian sementara diduga akibat hepatitis akut sudah ‘dikeluarkan’ lantaran hasil pemeriksaan mereka menunjukkan terinfeksi sejumlah virus seperti Hepatitis A, Hepatitis B, DBD hingga Typoid.
Dua kasus kematian yang dikeluarkan itu masing-masing berasal dari DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. Adapun secara keseluruhan, Nadia melaporkan total kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia bertambah menjadi 18 kasus.
“Jadi itu semua data yang masuk secara nasional ya. Karena kita harus tetap hati-hati dalam melaporkan penyakit baru ya, karena belum tentu penyakit itu sesuai kriteria yang ditetapkan WHO,” ujar Nadia.(*)
Sumber: cnnindonesia.com