Ilustrasi. Sejumlah studi menemukan alasan ilmiah minum kopi bikin ingin BAB. (Photo: cnnindonesia.com)

Alasan Ilmiah Minum Kopi Selalu Bikin Ingin BAB

PROBATAM.CO, Jakarta— Selain bisa meningkatkan konsentrasi, kopi juga dianggap bisa memperlancar buang air besar. Tak sedikit orang yang ingin buang air besar tak lama setelah minum kopi.

Kenapa kopi kerap dihubungkan dengan keinginan buang air besar?

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum kopi lebih efektif daripada air hangat dalam mendorong pergerakan usus. Usus besar mengalami tiga jenis kontraksi yang bekerja sama untuk mencampur, meremas, dan akhirnya mengeluarkan kotoran.

Dilansir dari CNN, waktu dan frekuensi kontraksi ini dipengaruhi oleh otot, saraf, dan faktor kimia. Kopi diduga merangsang aktivitas motorik kolon dalam beberapa menit setelah dikonsumsi.

Dalam penelitian yang dilakukan pada 1998 lalu, 12 orang peserta mengonsumsi kopi hangat, kopi tanpa kafein, air, atau makanan dalam urutan acak.

Hasil penelitian menunjukkan, kedua jenis kopi dan makanan menyebabkan lebih banyak kontraksi dan menekan usus besar, dibandingkan dengan air. Kopi berkafein 60 persen lebih efektif daripada air dalam merangsang aktivitas motorik kolon dan 23 persen lebih berdampak daripada kopi tanpa kafein.

Ilustrasi. Minum kopi selalu bikin seseorang ingin BAB. (Photo: cnnindonesia.com)

Beberapa peserta dari penelitian lain mengatakan minum kopi memberi mereka dorongan untuk buang air besar. Aktivitas usus mereka meningkat dalam waktu empat menit setelah minum kopi hitam tanpa pemanis. Efek ini berlangsung setidaknya selama 30 menit.

Kopi tampaknya juga merangsang pelepasan hormon gastrin, yang memungkinkan produksi asam lambung. Asam lambung membantu mencerna makanan dan diduga mendorong aktivitas kolon.

Pada tahun 1986, para peneliti menemukan bahwa minum kopi berkafein atau tanpa kafein memengaruhi kadar gastrin dengan cepat dan signifikan.

Namun, perlu diingat, meski kopi tampaknya berpengaruh besar terhadap aktivitas usus, bukan berarti asupan air yang cukup tidak penting untuk kesehatan secara keseluruhan.(*)

Sumber: cnnindonesia.com