Ilustrasi. (Photo: cnnindonesia.com)

Waspada Dengue Shock Syndrome dan Cara Mencegah DBD

PROBATAM.CO, Jakarta — Kasus demam berdarah dengue (DBD) melonjak pada 2022. Kementerian Kesehatan mencatat, per 31 Maret kemarin jumlah kasus DBD sebanyak 22.331 kasus, melonjak cukup tinggi bila dibandingkan kasus pada tiga pekan awal 2022 yang mencatatkan 313 kasus.

Dari ribuan kasus yang terkonfirmasi DBD itu, 229 pasien meninggal dunia. Kemenkes juga mencatat total suspek DBD yang bersumber dari laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) secara kumulatif sampai dengan minggu ke-12 tahun 2022 sebanyak 29.568 suspek.

Melihat jumlah kasus DBD yang melonjak, masyarakat perlu mewaspadai penyakit yang diakibatkan nyamuk Aedes aegypti ini. Sebab, penyakit ini bisa berkembang dan berakibat fatal jika terjadi dengue shock syndrome atau dengue haemorrhagic fever adalah komplikasi dari demam berdarah dengue yang sudah parah.

Dihimpun dari berbagai sumber, gejala dengue shock syndrome bisa dialami hampir semua orang. Gejala yang muncul bisa lebih serius dan bahkan dapat berujung pada perdarahan, syok, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, hingga kematian.

Gejala awal dengue shock syndrome yang muncul pada umumnya sama dengan DBD. Biasanya, seseorang yang terjangkit dengue shock syndrome akan mengalami fase demam tinggi dalam waktu tiga hari setelah tergigit nyamuk yang terinfeksi.

Hal yang perlu diwaspadai justru ketika demam sudah menurun. Biasanya setelah ini mulai muncul tanda-tanda yang serius. Mulai dari sakit perut yang parah,
muntah terus menerus, perubahan suhu yang sangat drastis (dari demam ke hipotermia), napas menjadi cepat, gusi atau hidung berdarah, denyut nadi melemah, kelelahan hebat, hingga gelisah.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan WHO, seseorang dapat dikatakan mengalami dengue shock syndrome bila mengalami sejumlah kondisi, yakni demam yang berlangsung 2-7 hari, memiliki tanda hemoragik, jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3, dan meningkatnya permeabilitas vaskular.

Perawatan dan Pencegahan

Sejauh ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD, termasuk untuk dengue shock syndrome. Karena itu, jika seseorang yang terinfeksi DBD memiliki sejumlah gejala dan kriteria yang sudah disebutkan perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Perawatan standar yang bisa dilakukan, yakni memberikan cairan intravena guna meningkatkan volume plasma darah. Pasien juga akan mendapatkan terapi penggantian cairan menggunakan elektrolit melalui intravena.

Karena belum ada obat yang bisa menyembuhkan DBD maupun dengue shock syndrome, maka yang perlu dilakukan agar tidak terinfeksi adalah dengan melakukan pencegahan.

Berikut sejumlah pencegahan yang bisa dilakukan.

1. Kenakan Pakaian Tertutup

Sebagaimana dilansir Medical News Today, untuk mengurangi jumlah kulit yang terpapar gigitan nyamuk Aedes aegypti, maka bisa mengenakan pakaian tertutup. Misalnya mengenakan celana panjang, kemeja lengan panjang, dan kaus kaki.

2. Hindari Aroma

Pengharum ruangan kerap digunakan di dalam rumah. Namun untuk mengundang nyamuk datang, jangan menggunakan pengharum dengan bau yang menyengat. Sebab hal ini justru bisa menarik perhatian nyamuk untuk mendekati Anda.

3. Atur waktu

Hindari berada di luar rumah saat sore hari. Umumnya nyamuk akan keluar menjelang malam atau pagi hari menjelang mata hari terbit.

Karena itu perlu mengatur waktu yang tepat jika hendak pergi ke luar rumah.

4. Hindari genangan air

Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di dalam genangan air. Karena itu perlu diperhatikan tempat atau wadah yang bisa menampung air.

Jika perlu lakukan 3M, yakni menguras air di bak, menutup tempat apapun yang berpotensi menimbulkan genangan, dan mengubur barang bekas.

5. Gunakan Obat Pengusir dan Lotion Anti Nyamuk

Untuk lebih mengantisipasi penularan DBD, Anda juga bisa menggunakan obat pengusir dan lotion anti nyamuk.

Obat nyamuk alami ForceMagic dari Enesis bisa menjadi pilihan tepat untuk keluarga Anda. Sebab ForceMagic merupakan obat nyamuk aerosol 2 in 1 yang dapat membunuh nyamuk dengan cepat. Obat nyamuk semprot ini juga memiliki kandungan yang terbuat dari bunga krisan sehingga aromanya tidak membuat sesak nafas.

Sementara produk lain dari Enesis, yakni Soffell Alamia juga bisa menambah perlindungan maksimal untuk melawan DBD. Lotion anti nyamuk satu ini terbuat dari 100% Daun Alami yang tidak membuat kulit lengket dan kering.(*)


Sumber: cnnindonesia.com

BACA JUGA

Beda Gejala DBD dan Covid-19, Kuncinya Ada di Batuk Pilek

Indra Helmi

Indonesia Tembus 52 Ribu Kasus DBD, 448 Orang Meninggal Dunia di 2022

Indra Helmi

Mirip, Gejala Leukemia Sering Disangka Penyakit DBD

Indra Helmi