PROBATAM.CO, Jakarta — Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 11 kali hingga Kamis (10/3) pagi.
Jumlah itu berdasarkan data pemantauan yang dilakukan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
“Teramati 11 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter mengarah ke tenggara,” kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangannya, Kamis (10/3).
BPPTKG mencatat awan panas guguran itu terjadi pada pukul 00.22 WIB, 00.54 WIB, 01.00 WIB, 01.22 WIB, 01.35 WIB, 01.59 WIB, 02.07 WIB, 02.43 WIB, 02.58 WIB, 03.00 WIB, dan 04.43 WIB.
Berdasarkan data seismogram, awan panas guguran itu tercatat dengan durasi maksimal selama 192 detik.
Selain itu, berdasarkan pemantauan BPPTKG juga teramati dua kali guguran lava pijar ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 800 meter.
BPPTKG mengimbau potensi bahaya dari Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Kemudian, pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
“Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” ucap Hanik.
Diketahui, malam tadi Gunung Merapi sempat mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak 5 km ke arah tenggara. Ini merupakan jarak luncur terjauh sejak Gunung Merapi berstatus Siaga (Level III) pada November 2020 lalu.
BPPTKG juga mencatat kejadian hujan abu yang mengguyur sejumlah wilayah. Antara lain Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dan Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.(*)
Sumber: cnnindonesia.com