PROBATAM.CO – Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat di tengah tingginya penularan virus corona varian omicron di Tanah Air. Rupiah bergerak menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.344 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.347 per USD.
Tingginya penularan kasus di Indonesia juga menjadi perhatian pelaku pasar. Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air pada Minggu (13/2) kemarin mencapai 44.526 kasus. Sehingga total kasus mencapai 4,81 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 5.106 kasus.
“Hal ini dapat kembali berpengaruh pada perputaran roda ekonomi dalam skala domestik,” kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin (14/2).
Nikolas memperkirakan, Rupiah hari ini akan bergerak di Rp14.280 per USD hingga Rp14.440 per USD.
Pada Jumat (11/2) lalu, Rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.347 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.342 per USD.
Selain itu, penguatan Rupiah juga dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).
“Perdagangan Rupiah terlihat cukup menarik, karena akhir pekan kemarin dari dolar AS terlihat menguat karena efek data inflasi yang semakin mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga di bulan Maret mendatang,” kata dia.
Inflasi AS pada Januari 2022 mencapai 7,5 persen (yoy), lebih tinggi dari konsensus 7,2 persen (yoy) sekaligus angka tertinggi sejak 1982.
Data inflasi tersebut membuat pelaku pasar mulai berspekulasi bahwa The Fed akan mengambil kebijakan pengetatan yang lebih agresif untuk mengendalikan inflasi. “Untuk ini perlu waspada karena dapat berpengaruh pada gerak rupiah di pekan ini,” ujar Nikolas.(*)
Sumber: merdeka.com