PROBATAM.CO, Jakarta — Amerika Serikat melaporkan kini 130 ribu tentara Rusia bersiaga di dekat perbatasan Ukraina, bertambah 30 ribu dari beberapa pekan lalu. AS pun terus memperingatkan kemungkinan serangan Rusia.
Seorang pejabat AS yang enggan diungkap identitasnya mengonfirmasi angka ini kepada Associated Press. Menurutnya, jumlah pasukan Rusia di perbatasan Ukraina lebih tinggi dari perkiraan mereka sebelumnya.
Pejabat AS itu mengungkap kabar ini tak lama setelah Presiden Joe Biden berbincang dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melalui telepon pada Minggu (13/2).
Dalam perbincangan itu, Biden memastikan bahwa AS bakal tetap melindungi Ukraina di tengah ancaman serangan Rusia. Namun setelah itu, AS menarik pasukannya dari Ukraina.
Tak lama setelah itu, Kanada mengikuti jejak AS untuk menarik sebagian pasukannya dari Ukraina. Kementerian Pertahanan Kanada menyatakan, penarikan dilakukan demi keamanan.
Penarikan pasukan ini dilakukan di tengah peningkatan ancaman Rusia yang disebut-sebut siap menyerang Ukraina. Ketegangan ini sebenarnya bermula ketika Rusia menyiagakan sekitar 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina.
AS mengklaim punya bukti bahwa Rusia siap menyerang Ukraina kapan pun. Rusia membantah klaim tersebut. Presiden Vladimir Putin menegaskan, Rusia mengerahkan pasukan ke perbatasan Ukraina justru karena terancam dengan pergerakan NATO.
Menurut Putin, AS ingin menggiring Rusia masuk ke dalam situasi perang dengan retorika-retorika seolah Moskow siap menyerang Kiev ini.
“Ukraina hanya alat untuk mencapai tujuan itu,” ucap Putin.
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, John Kirby, memastikan bahwa negaranya tak mengirimkan pasukan untuk bertempur di Ukraina, yang bukan merupakan anggota NATO.
Namun, Putin tetap khawatir Ukraina akan masuk NATO di masa depan. Jika terjadi, maka ancaman NATO terhadap Rusia akan semakin besar.(*)
Sumber: cnnindonesia.com