PROBATAM.CO, Aceh – Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
“Ya peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (10/10/2021), pukul 19.30 waktu setempat. Tidak ada korban jiwa,” katanya melalui keterangan pers diterima, Rabu (13/10/2021).
Berdasar informasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), karhutla berdampak pada area seluas 7 hektar di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah. Informasi dari Kepala Dusun Mina menyebut, area terdampak terdiri dari lahan milik pemerintah seluas 2 hektar daerah dan sisanya milik masyarakat.
“Karhutla baru diketahui oleh warga pada saat api sudah membakar sekitar 1 hektar lahan kosong milik pemerintah daerah,” ujar Abdul.
Dia mengungkapkan, upaya pemadaman dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari personel BPBD Kabupaten Bireuen, Dinas Pemadam Kebakaran, TNI, Polri, masyarakat serta pelaku usaha setempat.
“Koordinasi dengan perusahaan dilakukan guna pembukaan akses jalan sehingga memudahkan kendaraan pemadaman mencapai lokasi kebakaran,” jelasnya.
Abdul memastikan, berdasarkan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Bireuen, titik api telah berhasil dipadamkan saat ini. Setelah titik api berhasil dimatikan, petugas gabungan melakukan pendinginan untuk memastikan api benar-benar padam.
“Petugas BPBD masih memutakhirkan total area terdampak pascapemadaman,” lanjutnya.
Dia meminta, kepada pemerintah daerah perlu meningkatkan kesiapsiagaan, khususnya upaya pencegahan karhutla yang dapat meluas. Sebab, indikator cuaca wilayah Kecamatan Juli berpeluang cerah dimana dapat memicu kemudahan kebakaran.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, rekapitulasi sementara luas karhutla di Provinsi Aceh pada tahun ini mencapai 681 hektar.
“Menyikapi potensi karhutla di wilayah Aceh, pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Masyarakat bersama unsur terkait dapat melakukan patroli bersama untuk memantau atau mengantisipasi sejak dini karhutla yang mungkin terjadi,” tutup Abdul. (*)
Sumber: Merdeka.com