Dukung Ekonomi Nasional (Bagian 3)
Potensi rumput laut Kepulauan Riau tidak hanya mendukung peningkatan ekonomi di sektor lokal, tetapi juga menyokong perekonomian nasional. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini fokus, kepada kebijakan dan berbagai stimulus yang dapat mendukung pengembangan rumput laut sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budi daya nasional berdasarkan data KKP, produksi rumput laut Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dengan kenaikan rata-rata sebesar 22,25 persen per tahun, sedangkan nilai produksi rata-rata naik 11,80 persen per tahun.
Hal ini bisa di lihat mulai dari tahun 2013, produksi rumput laut sebanyak 9,31 juta ton senilai Rp11,59 triliun. Pada tahun berikutnya, 2014, naik menjadi 10,07 juta ton senilai Rp21,71 triliun; pada tahun 2015, mencapai 11,27 juta ton dengan nilai Rp13,20 triliun; pada tahun 2016, produksi naik menjadi sekitar 11,69 juta ton dan ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono berjanji akan mendorong investasi untuk meningkatkan pengelolaan rumput laut, hal ini sehubungan dengan kenaikan produksi perikanan budidaya menjadi salah satu pendorong peningkatan kinerja produk domestik bruto (PDB) terutama di sektor perikanan sebesar 9,69% sepanjang 2021.
‘’Rumput laut menjadi salah satu potensi perikanan unggulan yang berpeluang untuk ditingkatkan meskipun yang diekspor masih berupa raw material.’’ terang Menteri Kelautan dan Perikanan ini Kamis (23/9/2021).
Ditambahkan mantan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia ini, direncanakan pada tahun 2022 nanti pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan terus akan mendorong investasi pengolahan rumput laut sehingga bisa memberikan nilai tambah khususnya bagi petani rumput laut di kawasan Indonesia Timur dan daerah-daerah lain di Indonesia, pria yang pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Teknologi Riset Global Investama ini menerangkan salah satu upaya mendorong ekspor produk perikanan, KKP akan fokus untuk mendorong edukasi terkait produksi hingga pengolahan agar memenuhi standar global.
Selain itu tenaga terampil juga dipersiapkan untuk menghasilkan SDM yang mampu menopang industri perikanan.’’ Hal ini guna mendorong ekspor perikanan Indonesia ke pasar global khususnya Cina, Jepang, Amerika Serikat, Denmark, Jerman, Filipina, dan Vietnam. Sehingga penting mendorong peningkatan kualitas produk ekspor utamanya terkait budidaya dan penangkapan,’’ imbuh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah memang menjadi harapan petani dan pengusaha rumput laut Kepulauan Riau. Salah seorang petani rumput laut Azlan mengatakan, saat ini rumput laut hasil panen petani hanya dijual atau dipasarkan dalam bentuk mentah karena di Kepulauan Riau belum berdiri industri pengelolaan rumput laut. Untuk pengembangan rumput laut, imbuh Azlan, tidak terlalu sulit dan tidak banyak kendala.
“Kalau pun ada hanya bersifat teknis seperti masalah kebun bibit yang menunjang pada saat musim tanam,” ujarnya.
Ia mengatakan rumput laut yang dihasilkan para petani di Kecamatan Moro belum sampai ke industri karena begitu habis panen, rumput laut yang sudah dikeringkan langsung dijual ke penampung yang selanjutnya memasarkan kembali sebagai barang komoditi di nasional maupun internasional melalui ekspor komoditi rumput laut.
Menurut dia Pemerintah Provinsi Kepri sebenarnya sudah punya wacana untuk membangun industri pengelolaan rumput laut tetapi karena keterbatasan anggaran dan kondisi yang kurang memungkinkan, wacana tersebut belum bisa terwujudkan.
“Sebelum sampai ke industri, sebaiknya dibenahi dulu yang di hulu, termasuk tata kelola rumput laut dan jika produksi rumput laut sudah berkembang masif dan di hulu sudah kuat, kegiatan industri dipastikan terbuka lebar,” ungkap dia.
Masih kata Azlan, ke depannya Pemerintah Daerah bisa membuat skala produksi yang setengah jadi dari mentah menjadi barang setengah jadi. “Jika industri rumput laut sudah berdiri di sentra-sentra penghasil, tentunya bisa memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan asli daerah (PAD) maupun peningkatan perekonomian nasional,” tandasnya. (tamat)
Liputan ini karaborasi dari Fredy ( Batamtoday.com), Jhony Prasetyo (Probatam.co), Parulian Turnip (metro12news.is), Ernis P Hutabarat (Potretnusantara.id), Wisyunani (kutipan.co)