PROBATAM.CO, Israel – Sebuah penyelidikan awal kaburnya enam tahanan Palestina dari penjara berkeamanan ketat di Israel menunjukkan kamera pemantau atau CCTV merekam saat-saat enam pria tersebut keluar dari terowongan atau sebuah lubang kecil yang digali sendiri selama bertahun-tahun. Saat para tahanan ini kabur, tidak ada penjaga yang terlihat di dalam ruangan kontrol, seperti ditunjukkan CCTV.
Hasil penyelidikan mengungkapkan, salah seorang penjaga di penjara Gilboa itu, yang bertugas di menara pemantau yang menghadap terowongan yang dilalui para tahanan, tertidur saat enam pria ini melarikan diri. Hasil penyelidikan ini dirilis otoritas badan pemasyarakatan Israel, yang diungkapkan pada Selasa.
Otoritas penjara mengetahui mereka kabur sekitar pukul 03.30. Demikian dikutip dari Al Jazeera, Rabu (8/9/2021).
Menurut temuan tersebut, enam pria Palestina itu memasuki kamar mandi di sel mereka sekitar pukul 01.30 dan mengangkat sebuah benda yang menutup lubang di lantai tersebut.
Satu demi satu, mereka melompat ke dalam lubang tersebut dan merangkak sampai akhir terowongan di mana mereka keluar, beberapa meter dari tembok penjara dan berada di bawah menara pemantau.
Otororitas lembaga pemasyarakatan Israel sejauh ini telah memindahkan 90 tahanan Palestina dari total 360 orang yang ditahan di Gilboa. Pihak penjara akan melakukan inspeksi intensif dalam beberapa ke depan untuk memeriksa apakah ada terowongan atau lubang lain yang digali tahanan lainnya.
Terowongan itu tampaknya digali dari bawah toilet di dalam sel, yang berisi enam orang, empat dari mereka menjalani hukuman seumuru hidup, menurut laporan media lokal.
Enam tahanan Palestina tersebut yaitu Zakariya Zubeidi (46), mantan pemimpin partai Fatah di kota Jenin, Tepi Barat, dan lima orang lainnya merupakan anggota Jihad Islam Palestina yaitu Monadel Yacoub Nafe’at (26), Yaqoub Qassem, Yaqoub Mahmoud Qadri (49), Ayham Nayef Kamamji (35), dan Mahmoud Abdullah Ardah (46).
Jihad Islam Palestina telah memperingatkan Israel jangan menyakiti enam pria tersebut.
Sebelum insiden tersebut, badan lapas Israel menetapkan enam pria tersebut sebagai orang yang “sangat berbahaya” dan melabeli tiga orang sebagai “sangat mungkin untuk kabur”.
Surat kabar Haaretz Israel melaporkan cetak biru arsitektur penjara Gilbo telah dibagikan secara online oleh sebuah perusahaan yang menjadi bagian kontruksi penjara tersebut, membuatnya bisa diakses publik.
Sementara masih belum jelas apakah cetak biru itu digunakan untuk membantu enam tersebut melarikan diri, seorang pejabat di badan lapas mengatakan menerbitkan cetak biru itu merupakan kelalaian keamanan yang sangat serius.
Enam pria tersebut diyakini menuju Jenin, di mana keluarga mereka tinggal dan di mana Otoritas Palestina yang diakui secara internasional hanya memiliki sedikit kendali.
Ketua Klub Tahanan Palestina, Qadura Fares, menggambarkan kaburnya enam pria Palestina itu merupakan kemenangan terhadap sistem keamanan Israel.
Beberapa dari pria tersebut ditahan karena dituduh terlibat dalam serangan di Israel selama Gerakan Intifada pada awal 2000. Salah seorang dari mereka ditahan tanpa dakwaan, yang disebut ilegal berdasarkan hukum internasional.
Kepolisian Israel mengatakan sebanyak 200 titik pemeriksaan telah dibangun di seluruh wilayah Israel sebagai upaya menelusuri enam pria tersebut.
Pasukan Israel juga telah mengepung seluruh kota Jenin, dan dituduh melecehkan keluarga enam pria tersebut, menurut laporan media Palestina, Maan. Sejumlah saksi mata mengatakan titik pemeriksaan dibangun dan tentara memeriksa dokumen para penduduk.
Maan juga melaporkan, ayah Kamamji, Fouad dan saudaranya, Majd, dipanggil badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet – yang terkenal karena metode kontroversialnya dalam menangani tahanan Palestina. Fouad diminta menyerahkan putranya dan diancam anaknya akan mati jika dia tidak menyerahkan diri. (*)
Sumber: Merdeka.com