PROBATAM.CO, Jakarta – Sepanjang kuartal II 2021, Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis dan profitabilitas yang membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian tersebut, Bank Mandiri pun menyiapkan sejumlah penajaman strategi.
“Terdapat tiga fokus dalam penajaman bisnis perseroan. Pertama, integrasi bisnis wholesale dan ritel dengan memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Senin (30/8/2021).
Kedua, mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah serta penyaluran kredit dilakukan secara prudent kepada targeted customer. Caranya yaitu dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik.
Ketiga, Darmawan mengatakan Bank Mandiri juga akan mengakselerasi digital dengan mengembangkan solusi digital, perbaikan proses, modernisasi channel, serta peningkatan kapabilitas core banking.
“Lewat ketiga strategi ini, Bank Mandiri optimis kredit secara bank only mampu tumbuh 6 sampai 7 persen yoy pada akhir tahun 2021, tentunya dengan tetap memprioritaskan pertumbuhan secara berkualitas,” ujarnya.
Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan lewat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sepanjang paruh pertama 2021, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 19,68 triliun atau 63,5 persen dari target 2021. KUR tersebut disalurkan kepada lebih dari 200 ribu debitur UMKM.
Lalu pada program restrukturisasi kredit terdampak pandemi, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada lebih dari 548 ribu debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp 126,5 triliun. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi COVID-19 sebesar Rp 96,5 triliun, sebanyak 62 persen dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM.
Tidak hanya itu, inovasi serta akselerasi digital Bank Mandiri juga telah membuahkan hasil positif. Digitalisasi layanan melalui aplikasi Livin’ by Mandiri sampai dengan Juni 2021 mencatat 7,8 juta pengguna, meningkat 45 persen dari periode setahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, transaksi finansial Livin’ by Mandiri mencatatkan kenaikan sebesar 65 persen secara yoy menjadi 434,9 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 728,9 triliun per Juni 2021.
Selain menjaga momentum pemulihan ekonomi, Darmawan mengungkapkan, pihaknya juga turut aktif berperan sebagai Agent of Development dengan melaksanakan Program Pemerintah berupa Bantuan Sosial (Bansos) secara nasional. Hal ini dilakukan melalui pemanfaatan agen Bank Mandiri untuk meneruskan bantuan tersebut kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
Total bansos sebesar Rp 6,61 triliun telah disalurkan Bank Mandiri kepada 5,9 juta KPM hingga Juni 2021, baik melalui Program Keluarga Harapan (PKH) maupun program Sembako dengan melibatkan lebih dari 149 ribu agen Bank Mandiri.
Selain itu, melalui program Kepedulian Sosial Perusahaan, Bank Mandiri dan perusahaan anak juga telah terlibat dalam beberapa program vaksinasi massal baik di Jakarta, Surabaya, Bali dan kota-kota besar di Indonesia.
Dari sisi pertumbuhan bisnis, sepanjang kuartal II 2021, Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4 persen secara year on year menjadi Rp 1.014,3 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13 persen yoy menjadi Rp 534,2 triliun per akhir kuartal II 2021. Sementara pembiayaan ke segmen UMKM tercatat naik 20,1 persen yoy menjadi Rp 98,3 triliun hingga kuartal II 2021. Pertumbuhan tersebut juga diimbangi dengan kualitas kredit yang cukup terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 3,08 persen turun 21 bps yoy.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), DPK Bank Mandiri secara konsolidasi hingga kuartal II 2021 tumbuh 19,73 persen YoY menjadi Rp 1.169,2 triliun, dengan komposisi dana murah sebesar 68,49 persen Pertumbuhan dana murah terutama di dorong oleh pertumbuhan giro (bank only) sebesar 40,9 persen YoY di kuartal II 2021.
Di sisi lain, biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Mandiri secara year to date (ytd) berhasil ditekan menjadi 1,71 persen, turun dari level 2,53 persen pada akhir tahun lalu.
Dengan kinerja tersebut, Bank Mandiri tercatat meraup laba bersih Rp 12,5 triliun, tumbuh 21,4 persen. Pertumbuhan tersebut utamanya disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50 persen menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27 persen menjadi Rp 15,94 triliun.
“Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada dan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” ujar Darmawan. (*)
Sumber: Kumparan.com