PROBATAM.CO, AS – Sebanyak 1.500 warga negara Amerika masih perlu dievakuasi dari Afghanistan dan Taliban berjanji mengizinkan keberangkatan pesawat evakuasi setelah tenggat waktu penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) habis pada 31 Agustus. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada Rabu (25/8/2021).
Blinken menyampaikan kepada wartawan, sedikitnya 4.500 dari 6.000 warga negara Amerika yang melarikan diri dari Afghanistan telah diberangkatkan.
Dia mengatakan para pejabat telah melakukan kontak langsung dengan 500 orang Amerika lainnya yang ingin meninggalkan Afghanistan dan memberikan mereka instruksi khusus bagaimana bisa tiba di bandara dengan selamat.
Blinken menambahkan, para pejabat secara rutin menghubungi 1.000 orang Amerika yang tersisa untuk memastikan apakah mereka juga ingin keluar dari negara tersebut.
“Beberapa mungkin tidak lagi berada di negara tersebut. Beberapa mungkin telah mengaku menjadi orang Amerika tapi pada ternyata tidak. Beberapa mungkin memilih untuk tinggal,” jelasnya, dilansir AFP, Kamis (26/8/2021).
“Dari sekitar 1.000, kami percaya jumlah orang Amerika yang secara aktif mencari bantuan untuk pergi dari Afghanistan jauh lebih kecil,” lanjutnya.
Blinken juga mengatakan Taliban telah sepakat mengizinkan orang Amerika dan warga negara Afghanistan “yang berisiko” untuk meninggalkan negara itu setelah 31 Agustus, tenggat waktu penarikan pasukan AS yang ditetapkan Presiden AS Joe Biden.
“Taliban telah membuat pernyataan publik dan tertutup untuk memberikan dan mengizinkan jalur aman bagi orang Amerika, untuk orang dari negara ketiga dan untuk orang Afghanistan yang berisiko untuk pergi di atas 31 Agustus,” ujarnya.
“Mereka bertanggung jawab untuk memegang komitmen itu dan memberikan jalur aman bagi siapapun yang ingin meninggalkan negara tersebut, tidak hanya durasi misi relokasi evakuasi kami tapi juga setiap hari setelahnya,” lanjutnya.
Ditanya apa yang dilakukan untuk tetap membuat bandara Kabul berfungsi setelah pasukan AS meninggalkan Afghanistan, Blinken mengatakan negara-negara regional sedang membahas apakah mereka bisa turun tangan untuk menjaga agar bandara tetap buka.
“Taliban telah memperjelas mereka memiliki kepentingan besar untuk memfungsikan bandara,” ujarnya.
Terkait hubungan masa depan dengan Taliban, Blinken mengatakan AS akan menilai keterlibatannya dengan pemerintah yang dipimpin Taliban di Afghanistan berdasarkan satu proposisi sederhana – kepentingan AS.
“Sifat sebuah hubungan apapun tergantung tindakan dan tingkah laku Taliban,” ujarnya, menambahkan pentingnya kelompok itu menegakkan hak asasi dasar rakyat Afghanistan dan tidak membiarkan negara itu digunakan sebagai tempat serangan teroris.
“Jika mereka menjalankan komitmen mereka mengizinkan orang-orang yang ingin meninggalkan Afghanistan untuk pergi, itulah pemerintah yang dengannya kami bisa bekerja sama,” ujarnya.
“Jika tidak, kami akan memastikan bahwa kami menggunakan setiap alat yang tepat yang kami miliki untuk mengisolasi pemerintah itu dan, seperti yang saya katakan sebelumnya, Afghanistan akan menjadi paria (yang dikucilkan).” (*)
Sumber: Merdeka.com