PROBATAM.CO, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap alasan target vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan molor hingga Agustus 2021.
Pemerintah sebelumnya menargetkan 5 juta guru divaksinasi hingga pekan kedua Juni. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim lantas merevisi target penuntasan pada Juli atau Agustus.
Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan stok vaksin menjadi salah satu kendala program vaksinasi kepada guru molor dari target. Menurutnya, stok vaksin sempat minim pada April lalu.
“Kendala awal adalah stok vaksin di April yang sangat terbatas sehingga distribusi vaksin tidak bisa memenuhi sesuai rencana awal,” kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/6).
Selain stok terbatas, Nadia menyebut proses vaksinasi juga terhambat selama Ramadan. Menurutnya, banyak warga yang tak mendatangi posko-posko vaksinasi yang padahal tetap dibuka oleh pemerintah.
“Ada bulan Ramadhan dan juga Idul Fitri yang menyebabkan penurunan penyuntikan vaksin karena masyarakat tidak datang ke pos vaksinasi,” ujarnya.
Saat ini Nadia memastikan stok vaksin telah tersedia. Namun, ia tak bisa memastikan dapat mengejar target yang diberikan Nadiem hingga Agustus 2021.
Nadia menyebut, target vaksinasi tak bisa sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kemenkes. Target vaksinasi ini juga menjadi tugas Kemendikbudristek, Kemendagri, dan pemerintah daerah.
“Kalau target harus bersama Kemendagri dan dinas pendidikan juga pemda ya, tidak bisa hanya Kemenkes saja,” katanya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim sebelumnya memundurkan target vaksinasi kepada sekitar 5 juta guru dan tenaga kependidikan dari semula Juni ke Agustus.
Hingga memasuki akhir Mei, mantan bos Gojek itu menyebut, vaksinasi dosis pertama baru dilakukan terhadap 28 persen guru dan tenaga kependidikan secara nasional.
Meskipun vaksinasi molor, Nadiem tetap ingin membuka sekolah saat masuk tahun ajaran baru 2021/2022 pada Juli mendatang. Ia memahami kekhawatiran guru, tenaga kependidikan, dan orang tua terkait pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Namun, Nadiem mengatakan penundaan pembukaan sekolah bisa berdampak panjang bagi perkembangan siswa. (*)
Sumber: CNN Indonesia