PROBATAM.CO, Tanjungpinang – Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) diusulkan turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik.
Usulan tersebut termuat dalam surat bernomor AU.003/1/8/DRJU.DBU-2020 yang dilayangkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) kepada Menteri Perhubungan (Menhub).
Bahkan tidak saja Bandara RHF Tanjungpinang, turun status tersebut juga dialami bandara Maimun Saleh di Sabang, Bandara Radin Inten II di Lampung, Bandara Pattimura di Ambon, Bandara Frans Kaisiepo di Biak, Bandara Banyuwangi, Bandara Husein Sastranegara di Bandung dan Bandara Mopan di Merauke.
Anggota Komisi II DPRD Kepri Rudy Chua yang dikonfirmasi melalui telepon mengatakan sangat menyengkan atas rencana DJPU atas turun status bandara RHF Tanjungpinang dari Internasional ke domestik.
Bahkan Rudy Chua meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri dan Pemko Tanjungpinang untuk dapat mempertahankan status internasional.
Karena dengan turunnya status Bandara RHF Tanjungpinang, akan banyak kerugian yang didapat dikemudian harinya.
“Dengan adanya usulan ini menjadi suatu kerugian bagi kepentingan pariwisata Kepri kedepan, khususnya kota Tanjungpinang,” kata Rudy.
Rudy mengaku jika dicabutnya status internasional, tentunya setiap turis yang masuk ke Kepri hanya bisa melalui Batam, sementara pulau Batam dan pulau Bintan tidak berada di satu daratan, hal ini akan memperpanjang jarak dan waktu untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke Tanjungpinang atau pulau Bintan.
“Kalau menurut saya tidak ada ruginya Bandara RHF berstatus Internasional, meski prosesnya masih belum begitu aktif jalur penerbangan yang tersedia, namun kedepan Kepri akan membutuhkan itu. Maka dari itu, sebaiknya predikat yang sudah ada harus dipertahankan,” papar Rudy. (hai)