Pro Natuna- Wakil Bupati Natuna Hj Ngesti Yuni Suprapti berharao pemerintah pusat membantu Nelayan Natuna untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.
” Selama Pandemi Covid-19 nelayan Natuna khsususnya nelayan budidaya sangat merasakan dampaknya, praktis selama periode bulan Februari hingga Agustus 2020 tidak bisa menjual hasil budidayanya, ” Jelas Ngesti YS menjawab Konfirmasi Probatam di ruang kerjanya , Jumat (29/08)
Selama ini nelayan budidaya di Natuna mengekspor ikan Kerapu dan ikan Napoleon secara rutin tiap bulan ke pasar Hongkong. pasca Pandemi Covid-19 keguatan ini praktis terhenti,
” Saya berharap pemerintah pusat mempertimbangkan kondisi nelayan Natuna yang terdampak pandemi covid-19, selama pandemi ini nelayan Natuan tidak bisa mengeskpor ikannya, hingga saat ini kita belum mendengar program bantuan untuk nelayan budidaya maupun untuk nelayan tangkap di Natuna, data nelayan Natuna sudah ada di pemerintah puusat, rata-rata nelayan Natuna sudah memegang kartu nelayan, arttinya datanya sudah riil, ” jelas Ngesti YS.
Baru pada akhir bulan Agustus 2020 ini nelayan budidaya Natuna untuk pertamkalinya bisa mengekspor ikan kerapu, jumlahnyapun tak banyak hanya sekitar 8 ton,
” Alhamdulilah hari ini kapal Hongkog bisa masuk dan muat ikan budidya nelayan Natuna, kasihan nelayan mas sudah lama tak bisa menjual ikannya, kali ini hanya bisa ekspor 8 ton saja dari biasa 18 hingga 20 ton, maklum pasar Hongkog juga lagi sepi, ynag kita kirim hanya jenis Kerapu, sementara jenis Napoleon masih Stop. ” jelas Nato pengusaha perikanan Natuna menjawab Probatam.
Selama proses pemuatan dan labuhny kapal hongkomg protokol ksehatan dilaksanakan dengan ketat.
Gugutugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Natuna dan pihak karantina melakukan prosedur pencegahan sesuai protokol kesehatan baik kepada ABK maupun kapal Hongkong saat berlabuh di Sedanau Natuna yang merupakan sentra nelayan budidaya.
Wilayah Laut Kabupoten Natuna merupakan wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 711. Meliputi Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Natuna Utara.
Potensi lestari sumberdaya ikan di WPPNRI 711 sebesar 767.126 ton per tahun. Pada Laut Natuna sendiri memiliki potensi sumberdaya ikan 504.212 ton. Namun hingga 2019, tingkat pemanfaatan baru 20,8 persen,
”Potensi Perikanan Budidaya, Nelayan pembudidaya Natuna yang tersebar di seluruh Kecamatan berjumlah ± 1.040 RTP (Rumah Tangga Perikanan), dengan kriteria sebagai berikut : a. Nelayan Pembudidaya Ikan Air Laut : 872 RTPb. Nelayan Pembudidaya Ikan Tawar/Payau : 142 RTPc. Nelayan Pembudidaya Rumput Laut : 24 RTP, ” Jelas Ngesti YS
Sarana yang digunakan untuk usaha budidaya perikanan, terdiri dari :1. Keramba Jaring Tancap (KJT)2. Keramba Jaring Apung (KJA)3. Kolam Air Tawar
Sedangkan budidaya rumput laut, menggunakan metode Rakit dan Long-Line, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Keramba Jaring Tancap (KJT) : 301 Unit
2. Keramba Jaring Apung (KJA) : 233 Unit
3. Kolam Air Tawar : 70.030 M24.
Rakit/Long-Line : 50.500 M2
Produksi perikanan budidaya cenderung mengalami penurunan, terutama komoditas rumput laut, dengan total produksi sebesar 733,69 TON, dengan rincian sebagai berikut :
a. Budidaya Ikan Air Laut : 374,80 TON
b. Budidaya Ikan Air Tawar/Payau : 217,57 TON
c. Budidaya Rumput Laut (basah) : 142,36 TON
Total nilai produksi perikanan budidaya, diperkirakan mencapai 49,464 miliar rupiah. Pengolahan hasil perikanan yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Natuna, (red)
.