PROBATAM.CO, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana yang dihimpun dari pasar modal melalui penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) per Mei mencapai Rp31,88 triliun.
Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan jumlah IPO dan penawaran mengalami kenaikan signifikan. Namun, nilai emisinya menurun.
“Kenaikan penawaran umum mencapai 34,2 persen secara tahunan. Namun, secara nilai turun 11,9 persen secara tahunan,” ujar Wimboh, dalam video conference, Senin (11/5/2020).
Ia menuturkan hingga saat ini, dalam pipeline per 5 Mei, tercatat ada 61 emiten yang akan melakukan penawaran umum perdana dengan total indikasi penawaran mencapai Rp29,1 triliun
Jumlah tersebut menunjukkan bahwa para pengusaha percaya dampak dari covid-19 ini hanya bersifat sementara.
“Dan berbagai kebijakan bersama pemerintah akan mendorong pertumbuhan pasca virus corona,” papar Wimboh.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 4 Mei lalu sudah ada 27 perusahaan IPO sepanjang 2020. Selain itu, sepanjang pandemi corona menyambangi Indonesia, masih ada 13 perusahaan yang tetap melantai di bursa saham dalam negeri. Terakhir, pada 4 Mei, yakni PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk.
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memprediksi perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Berkurangnya jumlah IPO disebabkan oleh wabah virus corona (covid-19) yang membuat perekonomian lesu.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan 27 perusahaan telah mencatatkan sahamnya sepanjang 2020. Sementara itu, terdapat 18 perusahaan yang masih berada dalam daftar tunggu (pipeline) IPO.
“Apakah mungkin seperti 2018 dan 2019? Realistis saja tentunya akan lebih rendah,” ujarnya melalui video conference, Jumat (24/4).
Jumlah perusahaan yang melakukan IPO pada 2018 sebanyak 57 emiten. Dana segar yang diperoleh dari IPO sepanjang 2018 senilai Rp15,67 triliun. Pada 2019, jumlahnya turun tipis menjadi 55 perusahaan dengan raihan nilai emisi sebesar Rp14,78 triliun.
Namun, ia menyatakan jumlah perusahaan IPO di pasar saham Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara lainnya di Asia Tenggara per akhir Maret. Misalnya, Malaysia tercatat hanya 7 perusahaan menawarkan saham, lalu Singapura 3 perusahaan, dan Thailand 2 perusahaan. Sedangkan bursa saham Indonesia kedatangan 19 perusahaan baru hingga akhir Maret. (*).
sumber:cnnindonesia