Doni Monardo dan Egy, Sepengal Kisah Sahabat Saling Membahu Untuk NKRI.

Probatam, Jakarta –Sebuah kalimat bijak mengingatkan ” Kehidupan ini bagai papan catur, jika tak memiliki strategi tentu akan kalah. Siapa tak berkawan tentu takkan pernah menemukan jalan keluar. hidup adalah sebuah pilihan. Pilihlah sahabat yang dapat membawamu ke dalam kebaikan. Tidak hanya menemani saja, seorang sahabat yang baik juga akan selalu membawa kehidupan yang positif untuk kita.”

Memang tidak mudah menemukan seorang sahabat, tetapi setiap manusia sebenarnya dipertemukan oleh sang Pencipta dengan sahabatnya, hanya butuh kerendahan hati dan ketulusan untuk mengenalinya .

Doni Monardo saat masih berpangkat Mayor bersama Egy Massadiah

Di tengah ramenya kisah heroik perlawanan perang terhadap COVID19 (Corona), mendadak saja di bebagai media dan mesin pencarian (Google Search Engine), bermunculan foto-foto lama Letnan Jenderal TNI Doni Monardo muda. aAda 3 foto yang berada di urutas atas mesin pencari google.

Sang Jenderal lapangan Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden RI.

Nama Letnan Jenderal TNI Doni Monardo muda. sejak awal tahun 2020 memang paling sering disebut dilinimassa jejraing sosial maupun media daring lainnya, berbarengan dengan kemunculan corona di Indonesia.

Kondisi inilah yang membuat warga milineal atau sering di sebut nitizen tertarik untuk mengulik kisah Letnan Jenderal TNI Doni Monardo muda.

Foto-foto yang menggambarkan saat Doni masih berpangkat mayor sedang berada di satu lokasi bersama beberapa prajurit lain dan beberapa teman berpakaian casual.

“Yang sudah pernah melihat foto itu dan tahu latar belakangnya, mungkin biasa saja. Tapi yang tidak tahu, dan baru pertama kali melihat foto-foto itu, banyak sekali yang bertanya, karena ada saya di foto itu,” ujar Egy Massadiah, salah satu sosok pria berkaos kuning yang ada di foto “jadul” tadi.

Menurut Egy kisah tentang Doni dan foto foto tersebut memang sudah ia kemas dalam sebuah buku Secangkir Kopi Di Bawah Pohon – Kiprah Doni Menjaga Alam. Buku tersebut semestinya sudah launching akhir Maret 2020, namun tertunda akibat adanya tugas sebagai Satgas Covid.

Doni Monardo dan Egy, Sepengal Kisah Sahabat Saling Membahu Untuk NKRI

Egy, salah satu pegiat teater nasional yang juga wartawan senior ini mengisahkan, foto itu diambil sekitar April atau Mei tahun 1998 di Lapangan Tembak Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.

Dalam foto itu, tampak ada Letnan Inf Mohammad Hasan. Saat ini, ia sudah berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI dan menjabat Wadanjen Kopassus.

Selain itu, juga ada Mayor Inf Made Agra. Saat ini beliau sudah wafat. Pangkat terakhirnya Mayor Jenderal TNI, lulusan AMN tahun 1985, seangkatan dengan Doni Monardo.

Foto ini memang kemudian menjadi foto kenangan yang jika dinarasikan, bisa menjadi tulisan panjang. Salah satu angle yang menarik diangkat adalah persoalan friendship, soal brotherhood.

Kita contohkan saja antara Doni Monardo dan Egy Massadiah.
Meski berkarier di dunia yang berbeda, tetapi bangunan pertemanan tidak pernah runtuh. Komunkasi masih acap terjalin. Baik saat Doni Monardo bertugas di Singaraja-Bali, Serang-Banten, Kariango, Ambon, sampai Bandung.
Doni Monardo berkiprah sebagai prajurit. Dengan moto Kopassus “Berani, Benar, dan Berhasil” Doni –seperti halnya prajurit lain—berpindah-pindah tempat tugas.

Demikian pula Egy Massadiah. Meniti karier kewartawanan, menulis buku, aktif di Teater Mandiri pimpinan Putu Wijaya, bermain film hingga memproduksi film layar lebar. Bukan itu saja, Egy juga sempat juga menjajal dunia politik dan merambah dunia bisnis.

Bak takdir yang sudah tersurat, keduanya toh akhirnya dipertemukan kembali di Badan Nasional Penanggulangan Becana (BNPB). “Komunikasi lewat telepon, kemudian musim Blackberry, musim sms, sampai WA tidak pernah terputus. Dan foto-foto itu kini menjadi sarat makna,” ujar Egy mengomentari munculnya foto-foto lamanya.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang juga Kepal BNPB RI Doni Monardo. (photo:dok/bnpb)

Sudah setahun lebih, pertemanan lama itu bahkan dikukuhkan menjadi kerja bersama untuk nusa dan bangsa. Di BNPB, Egy diminta mendampingi Doni sebagai Tenaga Ahli bidang Media. Demikian pula, ketika Doni Monardo ditunjuk menjadi Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Egy masuk pula sebagai anggota satgas.

Berikut sepenggal Biografi Doni Monardo

Letnan Jenderal Doni Monardo lahir di Cimahi, 10 Mei 1963. Ia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1985 dan berpengalaman dalam bidang infanteri. Doni menyelesaikan kawah candradimuka Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah.

Memulai karier di dunia militer, Doni membuat banyak catatan baik di kesatuan Kopassus. Sebelum di posisi sekarang, Doni pernah bertugas di Timor Timur dan Aceh saat di Koprs Baret Merah tersebut.

Pada tahun 1999 sampai 2001, ia ditugaskan di Batalyon Raider Bali , kemudian Doni masuk di koprs baret biru atau Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Memasuki tahun 2006 Doni sempat dipindahtugaskan ke Kostrad serta bertugas di Makasar , Sulawesi Selatan. Programnya yang sampai saat ini diingat masyarakat Makassar yaitu penghijauan beberapa kawasan tandus di Sulawesi Selatan termasuk area Bandara Sultan Hasanuddin.

Doni dipromosikan menjadi Komandan Grup A Paspampressampai tahun 2010. Saat itu dirinya mengawal orang nomor satu di Indonesia dan sudah mengikuti kunjungan Presiden Indonesia ke 27 negara di dunia.

Kariernya terus melesat, usai di Paspampres, Doni dipromosikan memegang jabatan Komandan Korem 061 Surya Kencana Bogor meskipun hanya beberapa bulan. Hal ini lantaran dirinya diberi kepercayaan menjadi Wadanjen Kopassus atau Wakil Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus.

Namanya kian dikenal setelah tercatat sebagai wakil komandan satuan tugas pembebasan sandera di Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak asal Somalia. Keberhasilannya tersebut membuat dirinya meraih kenaikan pangkat setingkat menjadi Brigadir Jenderal.

Memasuki bulan April 2012, Doni turut mengikuti pendidikan PPSA XVIII di Lemhanaas. Selang beberapa bulan, Doni dipromosikan sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden.

Pada 2014, Doni kembali ke Korps Baret Merah dan menjabat sebagai Danjen Kopassus. Setelah itu, dirinya diangkat menjadi Pangdam XVI/Pattimura di tahun 2015 sampai 2017, dan Pangdam III/Siliwangi di tahun 2017 sampai 2018.

Selanjutnya Doni dipromosikan bintang tiga sebagai Sesjen Wantanas. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/247/III/2018, pada tanggal 19 Maret 2018 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Pendidikan Doni Monardo

1. SMA Negeri 1 Padang (1981)

2. Akademi Militer (Akmil) (1985)

3. Seskoad (1999)

4. Lemhannas (2012)

Karier Doni Monardo

1. Danyon-11 Grup-1/Kopassus

2. Danyonif 900/Raider (1999-2001)

3. Dan Grup A Paspampres (20018-2010)

4. Danrem 061/ Surya Kencana (2010-2011)

5. Wadanjen Kopassus (2011-2012)

6. Danpaspampres (2012-2014)

7. Danjen Kopassus (2014-2015)

8. Pangdam XVI/Pattimura (2015-2017)

9. Pangdam III/Siliwangi (2017-2018)

10. Sesjen Wantannas (2018-Sekarang)

11. Kepala BNPB (2018-Sekarang)

12. Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 diterbitkan pada Jumat, 13 Maret 2020. (red)

BACA JUGA

Kasus Baru Covid-19 di Malaysia Bertambah

Probatam

Angka Covid di Kepri saat ini Fluktuatif

HDM Fayyadh

BNPB: Badai Covid di India Peringatan untuk Indonesia

Debi Ainan

Danrem Pimpin Satgassus Covid-19 Daerah Perlintasan

Probatam

Rusun BP Batam Dijadikan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Batam

HDM Fayyadh

Tetap Waspada, Kasus Harian Covid-19 RI Cetak Rekor Lagi

HDM Fayyadh