Kedai Kopi Caghonti di jalan Proklamasi, Sei Jering, Teluk Kuantan, Kamis (4/2/2020). (photo:probatam/hdr)

Imbas Corona, Restoran hingga Kedai Kopi Terancam Gulung Tikar di Kuansing

PROBATAM.CO, Kuansing– Pemerintah meminta masyarakat menghindari keramaian untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu diyakini berimbas negatif bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sektor makanan dan minuman.

Daya beli masyarakat selama siaga Covid-19 ini terlihat jauh berkurang ketimbang hari-hari sebelumnya. Kondisi ini sangat dirasakan oleh pemilik restoran dan kedai kopi di sejumlah tempat di Teluk Kuantan.

Owner Kedai Kopi Caghonti, Ijon mengakui selama status darurat corona ini diberlakukan, jumlah pengunjung ke tempatnya jauh berkurang ketimbang hari sebelumnya.

“Sepi, bahkan pengunjung hanya berkisar 50 orang perhari,” kata Ijon kepada PROBATAM.CO, di Teluk Kuantan, Kamis (2/4/2020).

Padahal, kata dia, sebelum masa diberlakukannya siaga Covid-19 lalu, jumlah pengunjung ke kedai kopi miliknya bisa mencapai 150 setiap hari.

“Bahkan bisa mencapai 200 orang,” ujarnya.

Jika kondisi ini terus berlanjut, ia meyakini usahanya tersebut tidak akan berjalan lama. “Bisa bisa gulung tikar. Karena gak sanggup lagi bayar karyawan dan membiayai operasional lainya,” sergahnya.

Ia mengakui hanya bisa berdoa, agar virus corona tidak menyebar sampai ke Kabupaten Kuansing. Sehingga dunia usaha bisa bergairah kembali seperti sediakala.

Mona pemilik usaha ayam geprek di Hulu Kuantan, Kabupaten Kuansing, Kamis (2/4/2020). (photo:probatam/hdr)

Pedagang lainya juga mengeluhkan hal yang sama. Pemilik usaha ayam geprek, Mona di Kecamatan Hulu Kuantan, juga mengalami nasib yang sama.

Menurut pengakuannya, selama darurat corona, usahanya benar-benar diambang kebangkrutan.

“Coba bayangkan, penjualan per hari saja tidak bisa mencukupi untuk cabe. Benar-benar darurat,” cetusnya.

Menurutnya, jika pendapatan mereka turun di bulan ini maka pada akhir bulan akan langsung terasa dampaknya.

“Belum lagi di bulan depan kita akan masuk ke bulan puasa dan lebaran. Tentu di setiap bulan puasa sudah pasti penjualan akan turun dan di lebaran kita harus menyiapkan dana lebih,” terangnya.

Pemerintah pun telah mengeluarkan beberapa arahan dalam menghadapi situasi saat ini, antara lain mengimbau untuk melakukan social distance, serta bekerja dan belajar dari rumah. Bahkan yang terbaru pemerintah menetapkan masa darurat Covid-19 sampai 29 Mei 2020.

“Bisa dibayangkan kalau trend sales (tren penjualan) terus seperti ini dan apalagi kalau makin terjadi penurunan maka akan banyak pengusaha-pengusaha UMKM di sektor ini akan gulung tikar alias tutup,” jelasnya.

Ia pun berharap pemerintah segera memberi perhatian kepada para pelaku usaha di sektor tersebut. (hdr)