PROBATAM.CO, Karimun – Semenjak kelangkaan minyak tanah terjadi di Kabupaten Karimun, salah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), Satriawati di Kuda Laut, Kelurahan Sei Lakam Barat, mengganti bahan bakar kompornya, dari minyak tanah ke solar.
Ia terpaksa menggunakan bahan bakar solar, lantaran minyak tanah sudah sangat sulit untuk didapatkan.
“Mau tak mau yaa pakai solar, mau pakai kompor gas masih takut,” ungkap Ria, kepada PROBATAM.CO, di Karimun, Rabu (4/3/2020).
Ria mengungkapkan saat ia beralih dari kompor berbahan bakar minyak tanah ke kompor berbahan bakar solar, ternyata menggunakan solar lebih irit dari pada menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah.
Meskipun begitu, Ria menyebutkan bahwa jika menggunakan kompor berbahan bakar solar, ia harus rajin membersihkan sumbu kompor yang terdapat pasa kompor tersebut, hal itu dikarenakan jika kompor tersebut tidak dibersihkan maka akan berdampak pemborosan pada sumbu kompor itu.
“Sumbunya itu kita gunakan sumbu kompor khusus yang dijual di warung-warung. Jadi sehabis masak sumbunya itu harus dibersihkan, kalau tidak nantinya sumbu yang sudah terbakar akan keras dan kotor, sehingga sumbunya harus dipotong dibagian yang keras,” jelasnya.
Dengan harga Rp12,000 perbotolnya, Ria menyebutkan bahwa penggunaan kompor berbahan bakar solar hanya menghabiskan satu botol ukuran 1,5 liter minyak tanah dalam satu minggu.
Sementara untuk kompor berbahan bakar minyak tanah dengan ukuran yang sama, hanya bisa digunakan dalam waktu empat hari saja.
“Lebih hemat malahan. Jadi kalau tidak ada minyak tanah, yaa tidak terlalu bermasalah,” ucapnya. (per)