PROBATAM.CO, Jakarta – Perdana Menteri Interim Malaysia, Mahathir Mohamad, membeberkan alasan mengapa dia memutuskan meletakkan jabatannya sebagai perdana menteri pada Senin lalu. Dia mengatakan keputusan itu diambil karena enggan kelompok oposisi menjadi mayoritas di dalam pemerintahan saat ini.
Selain itu, Mahathir mengatakan hal itu dilakukan untuk menghindari kekacauan politik di Negeri Jiran.
Dalam pidato kenegaraan yang diunggah melalui seri cuitan oleh kantor berita Bernama, Rabu (26/2), Mahathir menyatakan dia sudah meminta diberi waktu untuk memutuskan kapan akan menyerahkan jabatan kepada Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim. Namun, partai pengusungnya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM/BERSATU), memutuskan untuk keluar dari koalisi Pakatan Harapan yang saat ini sedang berkuasa.
“Jadi peluang menyerahkan kepemimpinan memang ada. Hanya saya berpendapat saya didukung kedua belah pihak (mayoritas dan oposisi), maka saya merasa belum saatnya meletakkan jabatan,” kata Mahathir dalam pidato dari Putra Perdana, Putrajaya, Malaysia yang disiarkan secara langsung.
Politikus berusia 93 tahun itu menyatakan dia tidak ingin BERSATU merapat kepada Partai Organisasi Persatuan Bangsa Melayu (UMNO) dan Partai Islam SeMalaysia (PAS) yang saat ini menjadi oposisi, setelah keluar dari Pakatan Harapan. Menurut dia, jika hal itu terjadi maka koalisi tersebut akan kehilangan dukungan dari mayoritas parlemen, dan oposisi yang kalah dalam pemilu justru berkuasa.
“Kesannya jika BERSATU mendukung PAS dan UMNO maka partai-partai yang kalah justru akan berkuasa di pemerintahan. Pemerintahan akan didominasi oleh UMNO sebagai partai yang terbesar,” ujar Mahathir.
“Saya bisa menerima anggota UMNO yang keluar dari UMNO dan masuk ke partai lain. Tetapi UMNO akan berada dalam pemrintahan sebagai Partai UMNO. Ini yang tidak bisa saya terima. Maka terpaksa saya meletakkan jabatan,” lanjut Mahathir.
Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, menyetujui surat pengunduran diri yang diajukan Mahathir pada Senin lalu. Namun, Raja Abdullah menunjuk Mahathir sebagai perdana menteri sementara (interim) untuk menjalankan pemerintahan sampai terpilih perdana menteri dan kabinet baru terbentuk. (*)
Cnnindonesia.com