PROBATAM.CO, Batam – Laju Inflasi Kepulauan Riau (Kepri) pada Januari 2020 terkendali. Secara bulanan, inflasi Kepri pada Januari 2020 tercatat sebesar 0,18% (mtm) dengan tekanan yang lebih rendah dibandingkan Desember 2019 yang mengalami inflasi sebesar 1,27% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi Kepri pada Januari 2020 adalah cabai merah, cabai rawit dan minyak goreng.
Sementara itu, berdasarkan data yang diterima dari Bank Indonesia, Jumat (7/2), inflasi nasional tercatat sebesar 0,39% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,34% (mtm). Secara tahunan, inflasi Kepri pada Januari 2020 tercatat sebesar 1,75% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,03% (yoy) maupun dibandingkan inflasi nasional pada Januari 2020 sebesar 2,68% (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kepri pada Januari 2020 berada di bawah kisaran sasaran inflasi tahun 2020 sebesar 3 ± 1%. Inflasi Kepri pada Januari 2020 terutama bersumber dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau pada Januari 2020 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,69% (mtm) dengan andil 0,19% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau adalah cabai merah dan cabai rawit yang masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 15,80% (mtm) dan 39,52% (mtm) dengan andil masing-masing sebesar 0,13% (mtm) dan 0,08% (mtm).
Peningkatan harga cabai merah dan cabai rawit di Kepri disebabkan oleh keterbatasan pasokan dikarenakan penundaan masa tanam cabai pada akhir tahun di beberapa sentra pemasok seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat sehingga saat ini belum memasuki masa panen.
Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya tercatat mengalami inflasi sebesar 0,60% (mtm) dengan andil 0,03% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya adalah emas perhiasan yang mengalami inflasi sebesar 2,51% (mtm) dengan andil 0,03% (mtm). Kenaikan harga emas perhiasan ini sejalan dengan peningkatan harga emas dunia.
Secara spasial, Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi. Inflasi Batam pada Januari 2020 tercatat sebesar 0,16% (mtm) atau 1,76% (yoy), sementara Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 0,36% (mtm) atau 1,70% (yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi Batam adalah cabai merah, cabai rawit dan minyak goreng, sementara komoditas utama penyumbang inflasi di Tanjungpinang adalah cabai merah, cabai rawit, dan sotong.
Inflasi Kepri pada Februari 2020 diperkirakan masih terkendali. Beberapa risiko inflasi ke depan perlu diwaspadai, namun dengan koordinasi dan upaya pengendalian inflasi yang dilakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diperkirakan inflasi dapat dijaga dalam kisaran sasaran inflasi nasional pada tahun 2020 yaitu sebesar 3 ± 1% (yoy).
Beberapa potensi risiko pendorong inflasi di Kepri pada Februari 2020 antara lain, curah hujan dan gelombang tinggi yang masih terus berlangsung memicu kelangkaan pasokan ikan segar, menghambat jalur distribusi bahan makanan serta berdampak pada produksi sayuran sehingga mendorong inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Harga bawang putih berpotensi mengalami peningkatan dipicu oleh keterbatasan pasokan. Kendala pemasok disebabkan oleh awal musim tanam yang mundur karena musim kemarau yang berlangsung lebih panjang serta pengaruh stok impor yang berkurang.
Penyesuaian tarif dan upah pada awal tahun yang dapat memicu inflasi secara umum, serta kenaikan harga emas perhiasan diperkirakan masih berlanjut seiring dengan tren kenaikan harga emas dunia.
Langkah pengendalian inflasi tahun 2020 akan tetap mengacu pada kebijakan 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif) sebagaimana yang telah dilakukan pada tahun 2019.
Penguatan koordinasi serta sinkronisasi kebijakan akan terus dilanjutkan untuk pengendalian harga dan diharapkan inflasi Kepulauan Riau tahun 2020 dapat terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3 ± 1%. (r/zel)