Menara pandang Jembatan Tengku Fisabililah sering disebut jembatan Satu Barelang. (photo: katabatam)

Menara Pandang, Buat View Jembatan Tengku Fisabilillah Semakin Mempesona

PROBATAM. CO, Batam – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan Jembatan Tengku Fisabililah atau yang lebih dikenal dengan Jembatan Satu  Barelang, sebagai destinasi wisata utama di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), berdasarkan pilihan warganet. Kini berkunjung ke sana kian asyik setelah didirikan menara pandang.

Liburan ke Kota Batam kurang lengkap rasanya jika belum berkunjung ke Dendang Melayu Barelang, yang berada persis sebelum Jembatan Satu  Barelang, Batam. Kini objek wisata ini sudah dilengkapi fasilitas pendukung wisata yakni menara pandang. Pengunjung dapat menyaksikan keindahan Jembatan Barelang dari sudut yang berbeda.

Berlokasi di sebelah kanan Jembatan Barelang, di bagian atas terdapat ruang terbuka dan wisatawan bisa melihat keindahan Jembatan  Barelang serta pulau-pulau sekitar jembatan.

“Tahun 2020 ini akan diaktifkan penggunaan menara pandang. Wisatawan dapat menikmati dan mengambil foto Jembatan  Barelang dan keindahan lautnya dari jarak terdekat,” kata  Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata, Sabtu (25/1/2020), dilansir katabatam.

Dijelaskannya, Dendang Melayu adalah salah satu objek wisata di Kota Batam yang diresmikan tahun 2012. Dilengkapi fasilitas, berupa panggung hiburan, tenan penjualan souvenir khas Kota Batam, spot foto Jembatan Barelang dengan panorama lautan biru Kota Batam, kuliner ringan khas Dendang Melayu yakni jagung bakar dan kelapa muda. Lokasi wisata ini juga dilengkapi musala dan toilet.

“Suasananya sangat hidup, terdapat panggung hiburan, kuliner khas. Artinya ekonomi di Jembatan Barelang sudah menggeliat dan semakin baik,” ujarnya.

Selain memiliki banyak spot foto, Ardi menyebutkan, Dendang Melayu Barelang menawarkan berbagai kuliner ringan berupa jagung bakar dan kelapa muda. Setiap akhir pekan panggung hiburan diisi penampilan dari band Melayu berikut dengan tari jogi dari Batam.

Sebagamana dikutip dari kompasiana yang dihimpun probatam, nama resmi Jembatan Satu Barelang adalah Jembatan Tengku Fisabilillah. Jembatan ini merupakan jembatan pertama yang menghubungkan Pulau Batam dengan pulau-pulau kecil sekitar. Selain menyebut jembatan ini Jembatan Barelang, masyarakat juga umumnya menyebut jembatan tersebut dengan nama Jembatan Satu.

Jembatan Tengku Fisabilillah

Jembatan satu ini dijadikan ikon paling terkenal di Batam. Coba lihat kaos dan oleh-oleh khas Batam, pasti tidak ada yang tidak mencantumkan gambar dari jembatan ini. Jembatan Tengku Fisabilillah memang unik, desain dari jembatan tersebut jauh berbeda dari lima jembatan lain yang dibangun Otorita Batam/BP Batam.

Bila lima jembatan lain dibangun seperti umummnya jembatan-jembatan di kota besar lain di Indonesia, Jembatan Tengku Fisabilillah dibangun lebih artistik. Sekali lirik langsung terlihat kemewahan dan kekokohan dari jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton tersebut.

Itu makanya tak heran, hampir setiap waktu, jembatan yang memiliki tinggi 38 meter, bentang 350 meter, dan panjang 642 meter tersebut selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan nusantara, turis mancanegara, hingga masyarakat Batam sendiri. Apalagi di sekitar jembatan tersebut banyak kelong-kelong yang menawarkan masakan lezat khas daerah pesisir. Belum lagi ada tempat khusus yang disediakan pemerintah agar pengunjung lebih mudah untuk berselfie ria.

Jembatan Nara Singa II

Masyarakat Batam umumnya menyebut jembatan ini, Jembatan II. Padahal nama resmi dari jembatan yang menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah ini adalah Jembatan Nara Singa II. Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang kedua di Batam, setelah Jembatan Tengku Fisabilillah. Jembatan ini memiliki panjang 420 meter, dengan bentang 160 meter dan tinggi 15 meter.

Jembatan Raja Ali Haji

Masyarakat Batam umumnya menyebut jembatan ini, Jembatan III. Padahal nama resmi dari jembatan yang menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setoko ini adalah Jembatan Raja Ali Haji. Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang kelima di Batam yang dibangun Otorita Batam/BP Batam. Jembatan ini memiliki panjang 270 meter, dengan bentang 45 meter dan tinggi 15 meter.

Jembatan Sultan Zainal Abidin

Masyarakat Batam umumnya menyebut jembatan ini, Jembatan IV. Padahal nama resmi dari jembatan yang menghubungkan Pulau Setoko dengan Pulau Rempang ini adalah Jembatan Sultan Zainal Abidin. Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang keempat di Batam yang dibangun Otorita Batam/BP Batam. Jembatan ini memiliki panjang 365 meter, dengan bentang 145 meter dan tinggi 16,5 meter.

Jembatan Tuanku Tambusai

Masyarakat Batam umumnya menyebut jembatan ini, Jembatan V. Padahal nama resmi dari jembatan yang menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang ini adalah Jembatan Tuanku Tambusai. Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang ketiga di Batam Jembatan Tengku Fisabilillah dan Jembatan Nara Singa II. Jembatan ini memiliki panjang 385 meter, dengan bentang 245 meter dan tinggi 31 meter.

Jembatan Raja Kecil

Masyarakat Batam umumnya menyebut jembatan ini, Jembatan VI. Padahal nama resmi dari jembatan yang menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang Baru ini adalah Jembatan Raja Kecil. Jembatan terujung di Kota Batam ini memiliki panjang 180 meter, dengan bentang 45 meter dan tinggi 9,5 meter. (ktb/iin)