PROBATAM.CO, Anambas – Seorang siswi SMK Negeri 1 di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri) akhirnya memilih untuk berhenti sekolah.
Ar, berhenti lantaran malu karena terus-terusan menjadi ejekan teman-temannya usai diteriaki lonte oleh gurunya sendiri di lokasi umum belum lama ini.
Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial mengaku sangat kecewa sekali atas kejadian ini. Sebab guru yang seharusnya menjadi pendidik dan contoh, malah berbanding terbalik.
“Hal ini menjadi perhatian serius oleh kami, KPAID Kepri,” kata Erry, Minggu (19/1).
Erry mengaku kejadian ini berawal saat gurunya melihat Ar berboncengan dengan teman prianya menggunakan sepeda motor.
Dan saat itulah guru yang mengajar bidang studi Agama langsung meneriaki Ar dengan sebutan lonte.
“Ternyata hal ini diketahui teman-teman Ar disekolah dan akhirnya menjadi bahan ejekan oleh teman-temannya,” terangnya.
Saat ini, sabung Erry Ar berada di Batam untuk melanjutkan sekolahnya, sebelumnya Ar melanjutkan sekolahnya di Tanjungpinang, namun karena ada beberapa nilai yang kurang, jadi Ar tidak bisa diterima di Tanjungpinang.
“Rencana di Batam Ar ingin mengambil paket C, namun itu pilihan terakhir,” jelas Erry.
Erry mengaku akan terus berusaha mencarikan solusinya agar Ar tetap mendapatkan haknya, yakni pendidikan.
“Itu bukan cerminan seorang guru, seharusnya guru itu merupakan contoh, bukan malah berlaku kurang ajar kepada peserta didiknya. Gurukan tugasnya mendidik, kalau ada salah di muridnya, sudah seharusnya dididik,” terang Erry.
Apa yang dialami Ar sangat bertentangan dengan Perda Perlindungan Anak. Erry berharap tidak ada anak yang putus sekolah, apalagi karena masalah yang dianggapnya bisa diselesaikan oleh pihak sekolah.
“Ar sangat trauma pasca kejadian tersebut,” ungkap Erry. (hai)
