PROBATAM.CO, Batam – Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepulauan Riau (Kepri) pada Desember 2019 mengalami inflasi sebesar 1,27 persen (mtm).
Angka ini dirilis BI meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,03 persen (mtm).
Komoditas utama penyumbang inflasi Kepri pada Desember 2019 adalah bayam, angkutan udara dan bawang merah.
Sementara itu, IHK nasional juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34 persen (mtm), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,14 persen (mtm).
“Secara tahunan, inflasi Kepri pada Desember 2019 tercatat sebesar 2,03 persen (yoy), atau lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 1,92 (yoy),” dikutip PROBATAM dari keterangan tertulis BI yang diterima, Jumat (3/1).
Namun demikian, capaian inflasi tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional pada Desember 2019 sebesar 2,72 persen (yoy), maupun inflasi Kepri pada Desember 2018 yang tercatat sebesar 3,47 persen (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kepri pada Desember 2019 berada dibawah kisaran sasaran inflasi tahun 2019 sebesar 3,51 persen (yoy).
Inflasi Kepri pada Desember 2019 terutama bersumber dari kenaikan harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.
Kelompok bahan makanan pada Desember 2019 tercatat mengalami inflasi 4,05 persen (mtm) dengan andil 0,91 persen (mim).
Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok bahan makanan adalah bayam dan bawang merah yang masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 68,21 persen (mtm) dan 16,04 persen (mtm) dengan andil masing-masing sebesar 0,43 persen (mtm) dan 0,12 persen (mtm).
Peningkatan harga bayam merupakan dampak dari curah hujan dengan intensitas yang tinggi sepanjang akhir tahun, sehingga mengakibatkan kegagalan panen dan keterbatasan pasokan.
Sementara itu, harga bawang merah mengalami kenaikan seiring dengan musim tanam yang mundur akibat kemarau yang lebih panjang pada sentra pemasok.
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Desember 2019 tercatat mongalami inflasi sebesar 1,65 persen (mtm) dengan andil 0,33 persen (mtm).
Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah angkutan udara yang mengalami inflasi sebesar 9,05 persen (mtm) dengan andil 0,33 persen (mtm).
Kenaikan tarif angkutan udara terutama dipicu oleh peningkatan permintaan tiket angkutan udara pada periode Hari Raya Natal dan Tahun Baru sesuai dengan pola musimannya.
Berdasarkan komoditasnya, secara kumulatif dari Januari hingga Desember 2019, 5 komoditas utama penyumbang inflasi Kepri adalah cabai merah, kacang panjang, bayam, emas perhiasan dan bawang merah.
Sementara sebaliknya, 5 komoditas utama penyumbang deflasi secara kumulatif dari Januari hingga Desember 2019 adalah tarif angkutan udara, bensin, minyak goreng, wortel, dan ikan selar/tude.
Secara spasial, Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi. Inflasi Batam pada Desember 2019 tercatat sebesar 1,28 persen (mtm), atau 1,97 persen (yoy). Sedangkan Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 1,17 persen (mtm), atau 2,40 persen (yoy).
Komoditas utama penyumbang inflasi Batam adalah bayam, tarif angkutan udara dan bawang merah. Sedangkan komoditas utama penyumbang inflasi di Tanjungpinang adalah bayam, kangkung dan bawang merah.
BI memperkirakan IHK Kepri pada Januari 2020 akan mengalami inflasi, namun dengan tekanan yang lebih rendah dibandingkan pada Desember 2019.
Perlu diwaspadai beberapa risiko inflasi ke depan, namun diperkirakan akan berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional pada tahun 2020 yaitu sebesar 3,1 persen (yoy).
Risiko lainnya yakni gelombang tinggi yang masih terus berlangsung pada periode angin musim utara memicu kelangkaan pasokan ikan segar, menghambat jalur distribusi bahan makanan serta berdampak pada produksi sayuran.
Hal itu akan mendorong terjadinya inflasi pada kelompok bahan makanan, peningkatan harga aneka rokok didorong oleh kenaikan cukai mulai 1 Januari 2020, serta penyesuaian upah pada awal tahun.
Menurut BI, langkah pengendalian inflasi pada tahun 2020 ini akan tetap mengacu pada kebijakan 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif) sebagaimana yang telah dilakukan pada tahun 2019.
Penguatan koordinasi serta sinkronisasi kebijakan akan terus dilanjutkan untuk pengendalian harga. Diharapkan inflasi Kepri tahun 2020 dapat terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,1 persen. (azx)