PROBATAM.COM, Jakarta – Presiden Recep Tayyip Erdogan memperbaharui ancaman Turki untuk meluncurkan sebuah operasi “udara dan darat” di perbatasan Suriah. Operasi itu dilakukan untuk melawan milisi Kurdi yang dianggap sebagai teroris oleh Ankara.
Erdogan sebelumnya mengatakan kesabaran Turki mulai menipis setelah pejabat Turki dan Amerika Serikat sepakat memperkuat zona penyangga di Suriah utara pada Agustus lalu.
“Kami telah membuat persiapan kami, melengkapi rencana operasi kami, memberikan instruksi yang dibutuhkan,” kata Erdogan dalam pidato di televisi, dan menambahkan serangan bisa dimulai “secepatnya hari ini, besok,”
“Kami akan melakukan operasi ini di darat dan udara,” katanya dan mengatakan operasi ini akan berada di sisi timur Sungai Eufrat.
Pihak Kurdi di timur laut Suriah mengecam komentar Erdogan dan mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah menghentikan serangan Turki di wilayah Suriah yang berada di bawah kendali mereka.
Sebuah pernyataan mengatakan “masyarakat internasional harus memberikan tekanan kepada Turki untuk menghentikan melakukan agresi,”
Pihak Kurdi juga memanggil pihak Uni Eropa dan sekutu Amerika Serikat untuk membantu menghentikan ancaman Erdogan yang mereka sebut sebagai “berbahaya dan ancaman bagi keamanan dan stabilitas wilayah”.
Erdogan telah berulang kali mengancam meluncurkan serangan lintas perbatasan dan baru-baru ini menyarankan bahwa kemajuan di zona tersebut dengan AS tidak berkembang seperti yang diharapkan Ankara.
Meski sudah ada patroli gabungan Turki-AS, Ankara ingin segera membangun ‘zona aman’ untuk pengembalian dua juta pengungsi Suriah.
Turki merupakan rumah pelarian dari 3,6 juta pengungsi Suriah yang kemudian ditentang kehadirannya oleh masyarakat setempat.
Ankara ingin mendorong mundur pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG) yang didukung oleh AS dari perbatasan dengan Turki. Turki menganggap kelompok tersebut adalah cabang teroris Kurdi di Turki.
Namun YPG telah bekerja erat dengan tentara Amerika dalam peperangan melawan kelompok ISIS, merebut kembali wilayah Suriah utara dari mereka.
Militer Turki telah dua kali meluncurkan serangan di Suriah, pertama adalah melawan ISIS pada 2016 dan yang kedua melawan YPG pada 2018.
cnnindonesia