PROBATAM.CO, Batam – Tim Satuan Tugas Gabungan Fleet One Quick Response Komando Armada (Satgasgab F1QR Koarmada) I kembali berhasil menggagalkan upaya penyelundupan baby lobster dari Batam ke Singapura.
Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) IV Laksamana Pertama TNI Arsyad Abdullah, S.E, MAP, didampingi Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Koarmada I Laksamana Pertama TNI Yayan Sofiyan, ST, saat ekspos perkara di Markas Komando Pangkalan TNI Angkatan Laut (Mako Lanal) Batam, Jumat (13/9).
Arsyad mengatakan tim tersebut terdiri dari Guskamla Koarmada I, Lantamal IV dan Lanal Batam, telah berhasil menangkap 1 (satu) buah Speedboat tanpa nama bermesin 15 PK satu unit, pada posisi Koordinat 0° 52′ 565″ N – 103° 49′ 014″ E, tepatnya di Pulau Combol.
“Dari penangkapan berhasil mendapati barang bukti berupa baby lobster yang dikemas dalam 14 box sterofoam coolbox, namun pelakunya berhasil melarikan diri,” kata Arsyad.
Dijelaskan, selanjutnya barang bukti dibawa ke Kantor Lanal Batam untuk pemeriksaan lebih lanjut, kemudian barang bukti berupa baby lobster dibawa ke Kantor Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Batam, untuk dilaksanakan pencacahan.
Kepala Dispen Lantamal IV Tanjungpinang Mayor Mar Saul Jamlaay menjelaskan sebagai informasi dari hasil rincian pencacahan di Stasiun BKIPM dengan hasilnya sebagai berikut, dari 14 box sterofoam, dari setiap boxnya berisi 30 kantong pelastik berisi baby lobster, satu kantong pelastik tersebut untuk jenis pasir rata-rata 200 ekor dan satu kantong pelastik untuk jenis mutiara rata-rata 100 ekor.
“Sedangkan total estimasi penyelamatan Sumber Daya Ikan (SDI) senilai ;jenis Pasir
200 ekor x 30 kantong x 13 box = 78.000 ekor dan 78.000 ekor x Rp150.000, Rp11,7 Miliar,” bebernya.
Ia menambahkann jenis Mutiara 100 ekor x 30 kantong x 1 box = 3.000 ekor dan 3.000 ekor x Rp 200.000 sama dengan Rp600 juta. Dengan jumlah total senilai Rp 12,3 Miliar.
Danguskamla Yayan menambahkan kini seluruh barang bukti berupa 14 box sterofoam Baby Lobster berisi 81.000 ekor, diamankan di kantor Stasiun BKIPM Batam, yang nantinya akan dilepas dan dipelihara di Pulau Abang, terdapat konservasi milik Kantor Kelautan dan Perikanan.
“Pelanggaran tersebut berdasarkan pasal 31 Jo pasal 7 UU No.16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan kemudian pasal 88 Jo pasal 16 ayat (1) UU No 45 Tahun 2009 tentang Perikanan,” jelas Yayan.
Yayan menambahkan tersangka juga disangka dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 56 tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Lobster ( Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp) dan Rajungan (Portunus spp) dari Wilayah Negara RI dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp1,5 Miliar.
Hadir pada ekspose tersebut Danlanal Batam Kolonel Laut (P) Alan Dahlan SH, M.si, Asintel Danguskamla Koarmada 1 Kolonel Laut (E) Yulianus Arinando, Asintel Danlantamal IV Letkol Laut (P) Ari Aryono, SE, Kepala SKIM Anak Agung Gede Eka Susilo, Kasi Sarpras PSDKP Batam Bpk. Martin Luhulima, Pasintel Lanal Batam Mayor Laut (E) Irawan Prasetyo, ST, Pasops Lanal Batam Mayor Laut (KH) Yudhi. (r/iin)