Ilustrasi (Photo : istimewa)

Sentimen Berlawanan, Harga Minyak Masih di Trend Jual

PROBATAM.CO – Sesi perdagangan akhir pekan ini, Jumat (10/5) akhirnya mampu diwarnai dengan gerak naik harga minyak dunia. Pantauan menunjukkan, harga minyak untuk jenis WTI yang kini berada di kisaran $61,66 per barel di tengah hadirnya serangkaian sentimen yang saling bertentangan.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, sentimen gagalnya perundingan dagang AS-China yang dikhawatirkan akan memukul permintaan minyak dunia.

Untuk dicatat, AS dan China yang secara gabungan berkontribusi sebesar 34% konsumsi minyak dunia, di mana bila perang dagang yang mendera kedua negara pecah, penurunan permintaan minyak akan tak terhindarkan. Pada gilirannya hal ini akan turut menyeret turunnya permintaan minyak dunia secara keseluruhan. Sentimen akhirnya menjadi suram akibat sentimen ini.

Namun sentimen muram ini masih diimbangi oleh sentimen mengetatnya pasok oleh serangkaian peristiwa terakhir. Sebagaimana dimuat dalam sejumlah laporan, kebijakan politik AS yang mengenakan sanksi keras terjhadap Iran dan Venezuela yang merupakan dua negara besar produsen minyak dunia, akan sangat berimbas pada ketatnya pasok minyak dunia.

Sentimen ini masih bertambah dengan laporan terkini dari persediaan minyak AS yang diperkirakan menurun. Investor akhirnya tertahan untuk melakukan tekanan jual dan sebagian justru berbalik melakukan tekanan beli hingga mengangkat harga minyak.

Sekedar catatan tambahan, pihak organisasi kartel minyak dunia OPEC yang sebelumnya telah berhasil menggalang kerjasama pemangkasan produksi dengan sejumlah negera produsen besar minyak dunia, terutama Rusia untuk mengurangi produksi minyak dunia. Kerjasama pemangkasan produksi ini masih berjalan hingga beberapa bulan ke depan.

Sentimen muram dari gagalnya perundingan dagang mencapai kesepakatan dengan demikian langsung dengan sangat mudah termentahkan oleh sentimen mengetatnya pasok.

Sementara dari tinjauan teknikal sebelumnya disebutkan, pola gerak harga minyak yang telah berada dalam tren jual jangka menengah akibat gerak turun secara hampir beruntun yang terjadi dalam hampir tiga pekan sesi perdagangan terakhir.

Tren jual yang terbentuk juga terlihat masih cukup solid, namun gerak naik terbatas yang terjadi pada sesi akhir pekan ini telah berpotensi untuk mengawali kerentanan tren jual. Hal ini terlihat dari posisi candle yang mulai melintas di sekitaran indikator garis MA-Signal.

Baca artikel menarik lainnya di Bizlaw.id

Print Friendly, PDF & Email

BACA JUGA

Probatam

Jumlah Pembayaran Klaim Meningkat dari Tahun 2022, BPJS Ketenagakerjaan Batam Sekupang Pastikan Ketahanan Dana Tetap Aman

HDM Fayyadh

Hingga Pelosok Tanah Air, Tri Kembali Gelar Turnamen H3RO Esport 4.0

HDM Fayyadh

Pendapatan Indosat Berhasil Tumbuh 9,9 persen Menjadi Rp11,9 Miliar pada Kuartal I 2023

HDM Fayyadh

1.444 Marbot se-Indonesia Terima Donasi Ramadan dari Indosat dan Pelanggannya

HDM Fayyadh

BPJAMSOSTEK Batam Nagoya Lakukan Pembinaan PLKK se-Batam Guna Tingkatkan Kualitas Pelayanan

HDM Fayyadh