PROBATAM.CO – Mengawali sesi perdagagan akhir pekan ini, Jumat (26/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa saham Indonesia tercatat mengikuti gerak turun yang sedang mendera bursa saham regional.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, gerak indeks di bursa saham utama Asia yang semakin konsisten menapak zona pelemahan dalam menjalani sesi perdagangan akhir pekan ini.
Gerak indeks Wall Street yang berakhir mixed dalam sesi perdagangan yang berakhir beberapa jam sebelumnya telah membuat investor di Asia mulai yakin untuk melakukan tekanan jual.
Hingga ulasan ini disunting, pantauan menunjukkan gerak indeks Nikkei (Jepang) yang merosot 0,7% untuk menjangkau posisi 22.151,02, sementara indeks Hang Seng (Hong Kong) terkikis 0,15% untuk berada di kisaran 29.504,14, serta indeks ASX 200 (Australia) yang melemah tipis 0,06% untuk berada di posisi 6.378,2.
Sedangkan indeks KOSPI (Korea Selatan) menurun tajam 0,69% untuk menjangkau posisi 2.175,35. La[oran juga menyebutkan, bursa saham Jepang yang bersiap melakukan libur panjang selama 10 hari ke depan mulai Sabtu besok (27/4) dalam menyambut pelantikan Kaisar baru yang memimpin negeri itu.
Pada bursa saham Indonesia, gerak IHSG langsung dibuka turun pada sesi akhir pekan ini setelah seluruh indeks di Asia merosot di zona merah. Gerak turun IHSG kemudian semakin berlanjut untuk kini melemah 0,75% dan berada di kisaran 6.324,76. Gerak turun lanjutan IHSG kali ini sekaligus semakin membuat rentan untuk segera membentuk tren pelemahan jangka menengah.
Beralih pada pasar valuta, gerak turun IHSG yang berlanjut terlihat seiring dengan gerak nilai tukar mata aung Rupiah. Pantauan terkini menunjukkan, nilai tukar Rupiah yang berada di kisaran Rp14.185 per Dolar AS atau melemah 0,26% dibanding posisi penutupan sesi perdagangan hari sebelumnya.
Sementara pantauan pada pasar valuta Asia menunjukkan, gerak menguat sejumlah besar mata uang Asia. Rupiah hanya ditemani mata uang Dolar Hong Kong yang turut melemah tipis di sesi perdagangan pagi akhir pekan ini.
Gerak memelah Rupiah lebih lanjut kini semakin mengancam tren penguatan yang baru terbentuk untuk segera berakhir.
Baca artikel terkait perkembangan nilai tukar Rupiah di Bizlaw.id