Ketua KPU Arief Budiman (Photo : istimewa)

12 KPPS dan 10 Anggota Polri Meninggal saat Pemilu 2019, Ini Respon KPU

PROBATAM.CO, Jakarta – Di daerah Jawa Barat, dilaporkan bahwa sebanyak 12 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia usai perhitungan surat suara karena kelelahan.

Selain petugas KPPS, sebanyak 10 anggota Polri meninggal karena kelelahan, sakit dan kecelakaan saat tugas pengamanan TPS dan distribusi logistik.

“Terakhir di data kami ada sembilan orang yang meninggal, kemudian ditambah 1 lagi meninggal yaitu Bapak Brigjen Syaiful Zachri,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo dilansir Bizlaw.id, Sabtu (20/4).

Baca juga :

Sementara Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat Rifqi Alimubarok mengatakan bahwa terlalu lamanya waktu penghitungan jadi sebab utama kejadian itu.

Rifqi menjelaskan, para petugas KPPS kelelahan lantaran rata-rata penghitungan suara baru selesai pukul 05.00 WIB pagi. Apalagi para petugas sebelumnya mesti begadang untuk menyiapkan TPS dan logistik.

“Berdasarkan hasil pantauan di lapangan rata-rata itu selesai jam 5 pagi, bahkan ada yang berlanjut sampai jam 12 siang. Karena belum selesai menyalin hasil formulir yang cukup banyak. Dan itu kan tanpa jeda, apalagi kemudian mereka kebanyakan mempersiapkan TPS di H-1 jadi, otomatis kan kelelahan,” kata Rifqi.

“Kan ada lima jenis pemilihan, berarti lima jenis formulir C1. Itu banyak itemnya hampir 20-30 lembar. Kali saksi 16 partai, kali DPD, tambah pengawas TPS untuk Bawaslu. jadi Kalau komplit semua misalkan ada 50 set manual,” ujar Rifqi menambahkan.

Ia menjelaskan, proses rekruitmen petugas telah dilakukan sesuai prosedur. Hanya, banyak warga yang enggan menjadi petugas KPPS lantaran honor yang tak sebanding.

“Problem kita banyak yang siap jadi KPPS secara persyaratan, memenuhi. Tapi tidak banyak yang mau. Maka kemudian yang sekarang di TPS itu adalah yang siap dan mau. Itu sangat luar biasa kesukarelaannya dengan honor tidak seberapa tapi mereka kerja full,” tuturnya.

Baca juga :

Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU Arief Budiman angkat bicara soal banyaknya korban dalam pemilu kali ini. “Ya nanti kita evaluasi,” kata Arief Budiman.

“Memang pekerjaannya berat, memang pekerjaannya banyak, maka ya orang sangat mungkin kelelahan dalam menjalankan tugas,” ujarnya.

Arief mengatakan, sejak awal menyusun anggaran, KPU sebenarnya mengupayakan agar petugas KPPS bisa mendapatkan asuransi. Namun menurutnya karena sejumlah hal, keinginan tersebut belum bisa terwujud. Meski demikian, pihaknya telah mengusulkan agar mereka yang meninggal saat bertugas mendapat santunan.

Arief menegaskan, pekerjaan para petugas KPPS memang sangat berat. Dia mengatakan, ke depan KPU akan mengevaluasi agar pelaksanaan Pemilu lebih baik.

“Kalau dibikin kerjanya seperti kerja normal kantoran masuk jam 08.00 pagi pulang jam 04.00 sore, bisa nggak selesai pemilunya. Memang kerja penyelenggara Pemilu itu kerjanya overtime, makanya ketika kami memilih itu, memang nyari orang-orang yang sehat fisiknya, sehat mentalnya. Karena sehat fisiknya saja juga berisiko kalau orang ditekan kanan kiri gampang down, nggak bisa,” kata dia.

Baca artikel terkait Pemilu 2019 di Bizlaw.id

Print Friendly, PDF & Email

BACA JUGA

Revisi UU Desa Resmi Disahkan, Perangkat dan Pekerja Ekosistem Desa Dilindungi Jamsostek

Jhony

Masyarakat Karimun Optimis HMR Menang di Pilgub Kepri 2024

Indra Helmi

Mendagri Minta Kepala Daerah Kolaborasi dengan PWI

Jhony

Petugas Pemilu Meninggal dan Kecelakaan Kerja Dapat Santunan BPJS Ketenagakerjaan

Jhony

KPU DKI Gelar Pencoblosan Ulang dan Lanjutan Hari Ini di Jakpus dan Jakut

Probatam

Cara Mudah Cek TPS Tempat Memilih Saat Pemilu 2024, Simak di Sini

Probatam