PROBATAM.CO, Batam – Geliat bisnis real estate atau properti di Batam, Kepulauan Riau saat ini tengah bergerak lambat. Perlambatan sektor bisnis ini dipengaruhi oleh bisnis manufaktur, oli dan gas, serta perkapalan yang memasuki fase pemulihan.
Investasi sektor properti di Kota Batam sangat menjanjikan, karena secara geografis Batam berdekatan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Namun, hingga akhir tahun 2018 lalu, sektor bisnis properti di Batam tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di tahun sebelumnya. “Agak lesu, tapi sekarang cenderung stabil,” kata Safriyon, salah satu pelaku usaha properti di Batam belum lama ini.
Selain kondisi ekonomi belum pulih secara nasional, perlambatan sektor bisnis ini terjadi karena ada beberapa kebijakan pemerintah yang turut menghambat pergerakan bisnis properti di Batam.
“Kebijakan pemerintah daerah kadang kurang menguntungkan pelaku bisnis properti di Batam,” kata dia.
Ia mengatakan, perubahan perilaku calon konsumen saat ini juga mempengaruhi perkembangan bisnis properti saat ini. “Sekarang calon konsumen lebih memilih kredit sistem syariah, atau kredit langsung melalui developer,” ujar Safriyon.
“Jadi, developer atau pengembang butuh modal banyak untuk itu.”
Selain itu, bisnis properti di Batam sedikit terbantu karena pergerakan pasar properti dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunai Darussalam. “Memberi dampak positif terhadap perkembangan bisnis properti di Batam,” ujarnya.
(Is)