Ilustrasi nilai transaksi Rupiah (Photo : ist/Wartakota)

Rupiah Kembali Terpuruk, Dolar AS Injak Rp14.250

PROBATAM.CO – Laporan terkini dari pasar valuta Asia menunjukkan bahwa gerak nilai tukar mata uang Asia yang secara keseluruhan berada dalam tekanan jual.

Sebagaimana diperkirakan sebelumnya, kerawanan pasar valuta di Asia dalam menjalani sesi perdafangan hari keempat pekan ini dengan melompatnya posisi indeks Dolar AS sebagai imbas dari sentimen kekhawatiran resesi melanda perekonomian AS.

Pantauan juga memperlihatkan, mata uang Asia yang hanya menyisakan Dolar Singapura yang mampu bertahan di zona positif. Namun posisi Dolar Singapura juga masih rentan untuk beralih ke zona pelemahan.

Gerak melemah mata uang Asia terlihat dipimpin oleh Rupiah yang kini merosot hingga kisaran 0,33% dibanding posisi penutupan sesi perdagangan hari sebelumnya.

Rontoknya Rupiah ini sesungguhnya telah diperkirakan sebelumnya sebagai risiko dari melompatnya indeks Dolar AS yang sebelumnya diwartakan semakin mendekati level psikologisnya di kisaran 97. Melompatnya indeks Dolar AS juga telah memangkas nilai tukar mata uang utama dunia lainnya seperti Euro, Dolar Kanada, Poundsterling, serta Yen.

Kini, giliran mata uang Asia yang harus menanggung beban akibat dari sentimen rawannya perekonomian AS jatuh ke dalam resesi. Pantuan terkini pada Rupiah menunjukkan, gerak nilai tukar yang mencapai titik terlemahnya di kisaran Rp14.255 per Dolar AS, sementara titik terkuat Rupiah tercatat di kisaran Rp14.190 per Dolar AS. Terkini, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.245 per Dolar AS atau melemah 0,33%.

Kabar ini tentu saja akan menjadi pukulan berat bagi perekonomian nasional, terlebih dalam beberapa hari sesi perdagangan terakhir, harga minyak dunia yang masih mampu bertengger di level tertingginya. Melemahnya Rupiah lebih lanjut dan dikombinasikan dengan tingginya harga minyak dunia akan dengan sendirinya memukul kinerja perekonomian nasional.

Sedangkan pada tinjauan teknikal sebelumnya disebutkan, prospek Rupiah yang mulai membuka harapan dengan berakhirnya tren jual jangka menengah. Gerak melemah Rupiah yang terjadi dalam sepekan sesi perdagangan terakhir telah “mengganggu” Rupiah untuk membentuk tren penguatan jangka menengah.

Gerak melemah Rupiah di sesi perdagangan hari ini juga telah membuat pola candle yang konsisten berada di atas indikator garis MA-Signal, di mana bila berlanjut dalam beberapa hari ke depan, ancaman pembentukan tren jual jangka menengah tidak terelakkan.

Artikel ini telah terbit di Bizlaw.id

Print Friendly, PDF & Email

BACA JUGA

Probatam

Jumlah Pembayaran Klaim Meningkat dari Tahun 2022, BPJS Ketenagakerjaan Batam Sekupang Pastikan Ketahanan Dana Tetap Aman

HDM Fayyadh

Hingga Pelosok Tanah Air, Tri Kembali Gelar Turnamen H3RO Esport 4.0

HDM Fayyadh

Pendapatan Indosat Berhasil Tumbuh 9,9 persen Menjadi Rp11,9 Miliar pada Kuartal I 2023

HDM Fayyadh

1.444 Marbot se-Indonesia Terima Donasi Ramadan dari Indosat dan Pelanggannya

HDM Fayyadh

BPJAMSOSTEK Batam Nagoya Lakukan Pembinaan PLKK se-Batam Guna Tingkatkan Kualitas Pelayanan

HDM Fayyadh